bar-merah

Para Pemimpin AS Desak Anggota Kongres Setujui Kesepakatan Plafon Utang


Anggota kongres AS kini meneliti rincian perjanjian untuk meningkatkan plafon utang pemerintah menjelang pemungutan suara yang diharapkan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang, sementara Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy mendesak mereka untuk menyetujuinya.

Proposal tersebut mencakup peniadaan kenaikan plafon utang hingga Januari 2025 dan kesepakatan anggaran dua tahun yang membuat anggaran belanja federal tidak naik pada 2024 dan menaikkannya sebesar 1% pada 2025.

Di antara bagian-bagian lain dari paket kompromi itu adalah mengurangi sejumlah dana untuk mempekerjakan agen-agen baru Internal Revenue Service (“Dinas Pendapatan Internal”), membatalkan bantuan COVID-19 senilai $30 miliar, dan memastikan orang berusia 49 hingga 54 tahun memenuhi persyaratan tidak mampu bekerja untuk menerima bantuan makanan.

Biden dan McCarthy mencapai kesepakatan itu pada Minggu (28/5) setelah berminggu-minggu negosiasi sementara tenggat awal Juni membayangi pemerintah kehabisan uang untuk membayar berbagai kewajiban finansialnya.

“Perjanjian itu mencegah kemungkinan krisis terburuk, gagal bayar, untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa kita,” kata Biden di Gedung Putih. Ini “menghilangkan ancaman bencana akibat default.”

McCarthy, saat membahas kesepakatan tersebut di Capitol, mengatakan, “Pada akhirnya, orang perlu melihat bersama untuk dapat meloloskan ini.”

Sementara kedua pemimpin menyatakan dukungan untuk kesepakatan itu, para anggota kongres Demokrat progresif dari sayap kiri ideologi partai, dan anggota Republik dari sayap kanan partai segera menyuarakan tentangan pada Minggu (28/5).

Anggota DPR Demokrat Pramila Jayapal, pemimpin kaukus progresif DPR yang beranggotakan 102 orang, mengatakan dalam acara “State of the Union” CNN bahwa Biden dan (Hakeem) Jeffries (ketua fraksi Demokrat) seharusnya menghkhawatirkan dukungan progresif untuk pengesahan kenaikan plafon utang.

Jayapal mengkritik perluasan persyaratan tidak bisa bekerja bagi penerima bantuan makanan dan mengatakan dia tidak yakin apakah dia akan memberkan suara untuk kenaikan plafon utang tersebut.

Di antara Partai Republik, anggota DPR Bob Good menulis di Twitter, “Tidak seorang pun yang mengaku konservatif dapat membenarkan suara YA” pada paket tersebut.

Pengkritik kesepakatan dari Partai Republik lainnya, anggota DPR Ralph Norman, mencuit, “Kesepakatan ini gila.” Dia mengatakan kemungkinan peningkatan utang sebesar $4 triliun selama dua tahun ke depan “dengan hampir tidak ada pemangkasan bukanlah hal yang kami setujui. Tidak akan memberikan suara untuk membuat negara kita bangkrut. Rakyat Amerika berhak mendapatkan yang lebih baik.” [lt/ab]

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com