Para pemilih di enam negara bagian di Malaysia menjalankan hak pilih untuk memilih anggota majelis negara bagian pada Sabtu (11/8). Pemilihan legislatif daerah itu mendapat sorotan karena menjadi indikator dukungan bagi pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Meski pemilu kemungkinan besar tidak akan langsung memengaruhi mayoritas dua pertiga kursi yang dikuasai oleh Anwar di parlemen, para pengamat mengatakan kekuasaannya bisa melemah jika koalisi Pakatan Harapan bisa mengalami kemunduran. Terutama di kalangan para pemilih Muslim Melayu di negara Islam terbesar di Asia Tenggara itu.
Tempat-tempat pemungutan suara (TPS) dibuka pada pukul 08.00 yang diperkirakan akan didatangi oleh 9,7 juta pemilih. Mereka memilih 245 anggota majelis di negara bagian Kelantan, Terengganu, Kedah, Penang, Selangor dan Negeri Sembilan.
Koalisi Anwar menguasai tiga dari enam negara bagian tadi, sedangkan sisanya dikuasai oleh aliansi Muslim Melayu pedesaan yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Muhyidin Yassin
Sekitar dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia adalah orang Melayu, sisanya adalah warga keturunan Tionghoa dan minoritas India.
Anwar bersafari keliling negara-negara bagian itu selama dua minggu masa kampanye. Dalam kampanye yang agresif itu, dia menjanjikan akan menaikkan subsidi finansial untuk para petani padi, bantuan pembangunan ekonomi dan lowongan pekerjaan.
Perdana Menteri Malaysia itu sedang mendorong masyarakat yang lebih inklusif yang memberi kesempatan yang lebih besar bagi kelompok etnis lain untuk berpartisipasi. Sedangkan lawan-lawannya ingin mempertahankan supremasi mayoritas warga Muslim Melayu.
Anwar sendiri tahun lalu menjanjikan reformasi saat berkampanye untuk pemilihan umum tahun lalu.
Koalisi oposisi Perikatan Nasional menyatakan pihaknya sangat yakin akan memperoleh kemajuan.
Salah satu anggota koalisi Perikatan adalah Partai PAS yang bertujuan untuk mendirikan negara teokrasi atau negara yang pemerintahannya dikuasai oleh kelompok agama, di Malaysia.
Setelah memenangi 49 kursi parlemen atau lebih dari 20 persen dari 222 kursi parlemen tahun lalu, PAS dalam beberapa bulan terakhir makin meningkatkan retorik rasial dan keagamaan untuk menggalang dukungan.
Anwar menjadi perdana menteri pada November lalu menyusul kebuntuan politik yang mendorong partainya memenangkan kursi mayoritas dalam pemilihan umum. Namun, partai Anwar tidak meraup suara mayoritas telak yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan. Akibatnya, dia harus menggandeng mantan pesaing di partai United Malays National Organisation (UMNO) dan mendapat persetujuan raja Malaysia untuk membentuk “pemerintah persatuan.” [ft]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia