bar-merah

Alasan Kemanusiaan, Hamas Bebaskan Dua Sandera Warga AS

Seorang perempuan warga negara Amerika Serikat (AS) dan putrinya dibebaskan pada Jumat (20/10) oleh Hamas karena alasan kemanusiaan. Haman kemudian menyerahkan mereka kepada Pemerintah Qatar.

Judith Tai Raanan yang berusia 59 tahun, dan putrinya Natalie Shoshana Raanan, 17 tahun, tinggal di Chicago. Menurut Pemerintah Israel, ibu dan anak itu sedang mengunjungi kerabat di Kibbutz Nahal Oz ketika Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober.

Kibbutz adalah semacam lahan pertanian kolektif.

Keduanya, yang juga memiliki kewarganegaraan Israel, dibawa ke perbatasan Jalur Gaza di mana pasukan Israel bertemu dan mengawal mereka ke “sebuah tempat pertemuan di pangkalan militer di tengah negara itu di mana keluarga mereka sudah menunggu,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pernyataan.

Dalam foto yang diterbitkan oleh media Israel, Ibu dan anak itu tampak sehat.

Kerabat dari para tahanan Hamas lainnya memuji pembebasan itu dan meminta agar tahanan lainnya dibebaskan.

“Kami menyerukan kepada para pemimpin dunia dan komunitas internasional agar menggunakan kekuatan mereka untuk beraksi bagi pembebasan seluruh tahanan dan orang-orang yang hilang,” demikian bunyi pernyataan itu.

Natalie Shoshana Raanan (kiri) dan ibunya, Judith Tai Raanan, berbicara dengan Presiden Joe Biden melalui sambungan telepon saat mereka tiba di Kedutaan Besar AS di Yerusalem, setelah dibebaskan oleh Hamas, Jumat, 20 Oktober 2023 (Foto: Kedubes AS di Yerusalem via AFP)

Di Washington, Presiden Joe Biden mengucapkan terima kasih kepada Qatar dan Israel karena bekerja sama untuk membebaskan kedua perempuan itu.

“Saya sangat senang mereka akan segera dipersatukan kembali dengan keluarga mereka yang sudah didera ketakutan,” kata Biden, yang berbicara dengan kedua sandera yang dibebaskan dan keluarga mereka.

Komite Internasional Palang Merah (The International Committee of the Red Cross/ICRC), yang membawa warga AS yang dibebaskan itu dari Gaza ke Israel, mengatakan pembebasan mereka adalah “secercah harapan.”

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyambut pembebasan mereka.

“Kami ikut merasakan kelegaan bersama keluarga, teman-teman dan orang-orang tercinta mereka,” kata Blinken.

“Namun, masih ada 10 warga negara AS lainnya yang masih belum diketahui nasibnya dalam konflik ini. Kami mengetahui bahwa beberapa di antara mereka masih disandera oleh Hams bersama dengan 200 sandera lainnya,” imbuhnya.

Belum jelas bagaimana keluarga Raanan dipilih untuk dibebaskan. Seorang juru bicara untuk sayap militer Hamas, Brigade Izz el-Deen al-Qassam, mengatakan kepada Pemerintah Qatar bahwa keduanya dibebaskan “untuk alasan kemanusiaan.” [ft/pp]

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com