bar-merah

Defisit Anggaran AS Meroket Hingga $1,7 Triliun, Terbesar di Luar Era COVID

Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Jumat (20/10) membukukan defisit anggaran sebesar $1,695 triliun pada tahun fiskal 2023, melonjak 23 persen dari tahun sebelumnya karena penurunan pendapatan dan pengeluaran untuk Jaminan Sosial, Medicare, dan biaya bunga federal yang mencapai rekor tertinggi.

Departemen Keuangan mengatakan defisit tersebut merupakan yang terbesar sejak defisit sebesar $2,78 triliun yang disebabkan oleh COVID pada 2021. Hal tersebut menandai kembalinya defisit yang membengkak setelah penurunan berturut-turut selama dua tahun pertama pemerintahan Presiden Joe Biden.

Defisit tersebut terjadi ketika Biden meminta Kongres memberikan bantuan luar negeri baru dan belanja keamanan sebesar $100 miliar, termasuk $60 miliar untuk Ukraina dan $14 miliar untuk Israel, serta pendanaan untuk keamanan perbatasan AS dan kawasan Indo-Pasifik.

Defisit besar ini, yang melebihi semua defisit sebelum era COVID, termasuk yang disebabkan oleh pemotongan pajak Partai Republik yang disahkan di bawah Donald Trump dan dari tahun-tahun krisis keuangan, kemungkinan akan memperparah pertikaian fiskal antara Biden dan Partai Republik yang berada di Dewan Perwakilan Rakyat. Partai Republik menuntut pemangkasan belanja negara dan hampir membuat Washington gagal membayar utang pada awal Juni terkait batasan utang.

Kesepakatan untuk menghindari penutupan pemerintah karena tuntutan pemotongan belanja yang lebih besar dari kelompok garis keras Partai Republik menyebabkan tersingkirnya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Kevin McCarthy, dan partai tersebut masih belum sepakat memilih pemimpin baru. Pemilihan tersebut diperkirakan melalui negosiasi, menjelang batas waktu fiskal pada pertengahan November, menjadi lebih sulit.

Pada September, bulan terakhir tahun fiskal, defisit turun menjadi $171 miliar dari $430 miliar pada September 2022.

“Penurunan pendapatan merupakan kontributor signifikan terhadap defisit 2023, menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang ditetapkan dan diusulkan oleh Presiden Biden untuk mereformasi sistem perpajakan,” kata Menteri Keuangan Janet Yellen dan Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Shalanda Young dalam pernyataan bersama.

Defisit fiskal 2023 seharusnya menjadi $321 miliar lebih besar, tetapi dikurangi sebesar jumlah ini karena Mahkamah Agung menganggap program pengampunan pinjaman mahasiswa Biden sebagai inkonstitusional. Keputusan tersebut memaksa Departemen Keuangan untuk membatalkan biaya pre-emptive terhadap hasil anggaran 2022 yang meningkatkan defisit tahun tersebut.

Defisit tahun fiskal 2022 adalah $1,375 triliun.

Dengan mempertimbangkan dua penyesuaian yang dilakukan satu kali ini, defisit tahun fiskal lalu akan mendekati $1 triliun dan tahun ini mendekati $2 triliun, kata seorang pejabat Departemen Keuangan. [ah/ft]

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com