bar-merah

Warisan Lintas Generasi Radiasi Nuklir Kazakhstan

Dampak radiasi nuklir di lokasi uji coba Semipalatinsk lebih 70 tahun lalu masih dirasakan penduduk Kazakhstan hingga saat ini. Ini adalah satu-satunya tempat uji coba nuklir di dunia, di mana penduduk masih bisa tinggal, meski menanggung berbagai risiko.

Sebuah ledakan terjadi dalam uji coba bom hidrogen dua tahap RDS-37 milik Uni Soviet, di lokasi uji coba nuklir Semipalatinsk, 22 November 1955, sebuah kawasan yang ketika itu masih menjadi wilayah Republik Sosialis Kazakh Soviet.

Itu hanyalah satu dari banyak uji coba yang dilakukan di tempat tersebut.
Awan jamur, istilah untuk letusan yang muncul pasca ledakan nuklir, muncul pertama kali di atas langit Semipalatinsk pada 29 Agustus 1949, dalam uji coba pertama oleh Soviet. Daya ledakan yang dihasilkan mencapai 22 kiloton.

Dibuka pada 1949, lokasi uji coba ini muncul di tengah konfrontasi antara dua superpower, Amerika Serikat dan Republik Sosialis Uni Soviet (USSR). Republik yang wilayahnya paling besar di Asia Tengah, yaitu Kazakhstan, ketika itu adalah bagian dari Uni Soviet.

Ini adalah satu-satunya lokasi uji coba nuklir, di mana warga tetap tinggal disana selama dan setelah uji coba dilakukan.

Pada tanggal 29 Agustus 2023 menandai 32 tahun sejak Kazakhstan menutup lokasi uji coba Semipalatinsk, wilayah luas dan terpencil yang digunakan oleh Uni Soviet untuk ratusan uji coba nuklir di atmosfer dan bawah tanah selama jangka waktu 40 tahun.

Secara keseluruhan, telah dilakukan 456 uji coba nuklir, termasuk 340 uji coba bawah tanah dan 116 uji coba di atmosfer, di kawasan yang membentang seluas 18.500 meter persegi ini.

Ilmuwan mengatakan, jumlah total kekuatan senjata nuklir yang dites sejak 1949 sampai 1963 di Semipalatinsk, 2.500 kali lipat lebih besar dari jumlah kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.

Aisan Aydarkhanov, direktur cabang di Institut Keamanan Radiasi dan Ekologi , Pusat Nuklir Nasional Kazakhstan.

“Kontaminasi radioaktif utama muncul sebagai dampak dari uji coba di udara, atau lebih tepatnya, sebagai dampak dari uji coba darat. Saya merujuk pada tiga uji coba utama, tahun 1956, 1953, dan 1949. Uji coba tahun 1949 adalah yang pertama, ketika itu ada kepentingan untuk menghasilkan ledakan secepatnya, tanpa memperhatikan kondisi cuaca. Karena itu, terjadi ledakan, dan itu terbawa angin,” kata Aydarkhanov.

Danau Chagan, atau yang biasa disebut sebagai danau Atom, terbentuk sebagai dampak dari uji coba nuklir Chagan yang dilakukan pada 15 Januari 1965.

“Salah satu polusi terbesar terjadi setelah terbentuknya danau Atom, sebagai akibat dari ledakan yang meningkat. Semua dampak dari ledakan nuklir, terkumpul di permukaan,” tambah Aydarkhanov.

Kawasan yang dijadikan lokasi uji coba ini tidak pernah diamankan dengan cara apapun hingga 2006, dan tidak pernah diberi penanda, yang berakibat penggunaan sebagian besar kawasan itu oleh penduduk lokal untuk menggembala ternak.

Tanda peringatan di wilayah lokasi uji coba nuklir Semipalatinsk yang ditutup. Kawasan di sekitar gunung ini merupakan zona terlarang yang dipantau oleh kamera CCTV.

Tanda peringatan di wilayah lokasi uji coba nuklir Semipalatinsk yang ditutup. Kawasan di sekitar gunung ini merupakan zona terlarang yang dipantau oleh kamera CCTV.

Namun, pada 2005, pagar pembatas untuk kawasan itu akhirnya dibangun.
Berkat upaya dari warga lokal dan ilmuwan di Pusat Nuklir Nasional Kazakhstan, pada 2008 proyek konstruksi untuk perlindungan dibangun untuk area-area yang paling terkontaminasi di lokasi itu, untuk mencegah akses baik penduduk setempat maupun hewan ternak.

Di area aman yang dipilih dari bekas tempat uji coba, tingkat radioaktif yang tertinggal sampai saat ini sekitar 10-20 mikroroentgen per jam.

Area aman ini jaraknya 60 kilometer dari pusat ledakan, salah satu bagian dalam kawasan itu yang disebut sebagai lapangan uji coba, di mana ledakan RDS37 mengambil tempat.

Menurut data resmi, lokasi uji coba Semipalatinsk adalah satu-satunya lokasi uji coba nuklir di dunia yang digunakan untuk sektor pertanian oleh penduduknya.

Petani menyiapkan pakan ternak di pemukimannya. Kadang-kadang secara tidak sengaja mereka memasuki zona larangan dan dengan cepat penjaga datang untuk memperingatkan mereka agar menjauh dari tempat tersebut.

Petani menyiapkan pakan ternak di pemukimannya. Kadang-kadang secara tidak sengaja mereka memasuki zona larangan dan dengan cepat penjaga datang untuk memperingatkan mereka agar menjauh dari tempat tersebut.

Aydarkhanov mengatakan, riset pada bagian area yang lebih luas menunjukkan tidak seluruhnya terdampak oleh radiasi.

“Setelah para spesialis dari Pusat Nuklir Nasional melakukan penelitian, disimpulkan bahwa bagian dari kawasan itu sepenuhnya tidak terkena kontaminasi radioaktif. Proses penyebaran dari dampak ledakan nuklir tidak menyebar ke kawasan di luar lokasi uji coba. Kawasan ini, yang luasnya hampir separuh dari lokasi uji coba, atau sekitar 9 ribu kilometer persegi, tidak hanya tidak berbahaya, tetapi sepenuhnya tidak terkena kontaminasi radioaktif,” kata Aydarkhanov.

Sebelum area yang terkontaminasi ditutup, ratusan ribu warga Kazakhstan terekspos radiasi selama 40 tahun.

Nurgaz Mamrzhanov, penduduk di salah satu desa di dekat lokasi uji coba, menyaksikan ledakan nuklir di lokasi uji coba Semipalatinsk. Dia mengatakan, tidak mungkin bagi mereka untuk membicarakan peristiwa itu sepanjang era Soviet dulu.

“Saya melihat ledakan itu dalam bentuk seperti jamur. Ketika itu ada ledakan besar. Kami melihat asap hitam membubung ke angkasa. Kami diberitahu: jangan melihat itu. Kami ini orang Kazahkstan (akan tetap melihat bagaimanapun itu). Mereka mengatakan: kalau kalian ingin melihatnya, lihatnya dengan kacamata khusus,” papar Mamrzhanov.

Foto kombinasi penghancuran bagian terakhir dari lokasi uji coba bom nuklir era Soviet di Pegunungan Degelen dekat Semipalatinsk di timur laut Kazakhstan, 29 Juli 2000.

Foto kombinasi penghancuran bagian terakhir dari lokasi uji coba bom nuklir era Soviet di Pegunungan Degelen dekat Semipalatinsk di timur laut Kazakhstan, 29 Juli 2000.

Mamrzhanov mengatakan, dia kehilangan salah satu anaknya karena uji coba itu. “Saya bersama dia selama satu setengah bulan di Semey, sebuah klinik kesehatan. Mereka tidak mengatakan kepada kami waktu itu, bahwa anakku meninggal karena dampak dari uji coba terhadap kesehatannya,” tambahnya.

Kebenaran baru terungkap hanya setelah Kazakhstan memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1991. Dua tahun sebelumnya, kemarahan publik seusai uji coba nuklir bawah tanah membuat lokasi itu ditutup. Saat ini, meskipun para ilmuwan di Pusat Nuklir Kazakhstan menyatakan bahwa tingkat radiasi tidak lagi meningkat, anak-anak di kawasan itu terus lahir dengan mutasi genetik. Lebih dari 30 tahun setelah penutupannya, lokasi uji coba itu tetap memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia di kawasan tersebut.

Direktur Pusat untuk Kedokteran Nuklir dan Onkologi, Tatiana Belikhina mengatakan ada peningkatan diagnosa kanker, berbanding lurus dengan dosis radiasi di tengah uji coba nuklir, begitu juga malformasi kongenital.

“Dan kemudian anak-anak mulai dilahirkan dari orang tua yang sudah terkena radiasi. Tidak ada jawaban pasti secara sains, tentang berapa lama dampak negatif ini akan berlangsung,” kata Belikhina.

Menurut data resmi, jumlah kasus kanker baru di Kazakhstan pada 2021 naik hingga 25-30 persen dan mencapai 36 ribu kasus.

Replika skala lokasi uji coba nuklir di sebuah museum di Kurchatov, bekas pusat komando tempat uji coba Semipalatinsk, 18 Juni 2009. (REUTERS/Shamil Zhumatov)

Replika skala lokasi uji coba nuklir di sebuah museum di Kurchatov, bekas pusat komando tempat uji coba Semipalatinsk, 18 Juni 2009. (REUTERS/Shamil Zhumatov)

Kawasan di sekitar Semipalatinsk dan juga wilayah lokasi uji coba tercakup dalam statistik ini.

“Kawasan kami ini unik untuk ilmu pengetahuan dan praktik karena ada beberapa generasi di mana mereka terekspos secara langsung terhadap pengaruh radiasi, mereka yang terdampak dan mereka yang lahir dari orang-orang tua yang sudah terkena radiasi, dan juga mereka yang tidak terdampak namun terlahir dari orang tua yang terkena radiasi,” jelas Belikhina.

“Mungkin, tidak ada populasi dalam jumlah besar di manapun di dunia ini yang terdampak radiasi seperti di sini,” tambahnya.

Namun, nampaknya tidak semua orang harus hidup dengan konsekuensi yang serius dari uji coba nuklir di masa lalu. Bagi sebagian penduduk lokal di pasar, semua berjalan baik.

“Saya sudah hidup di sini sejak 1963. Saya sudah 80 tahun. Kalau soal radiasi, ada pembicaraan bahwa itu relatif,” kata pedagang tomat, Vassily.

“Mungkin, radiasi justru bagus untuk kami,” tambah pengurus pasar, Vera Serdyukova. [ns/lt]

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com