ZONAUTARA.com – Sejak awal 2024, Indonesia menghadapi kenaikan harga beras yang signifikan, dipicu oleh berbagai faktor yang berdampak langsung terhadap inflasi bulanan.
Presiden Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyoroti perubahan iklim ekstrem dan dampak El Nino sebagai penyebab utama berkurangnya produksi beras, yang mengakibatkan gagal panen dan kelangkaan di pasaran.
Hal ini berujung pada lonjakan harga beras yang tercatat pada level Rp14.070 per kilogram untuk beras medium dan Rp16.110 per kilogram untuk beras premium, dengan variasi harga di beberapa daerah mencapai Rp20 ribu untuk beras medium dan Rp26.670 untuk beras premium.
Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), Eddy Priyono, menambahkan bahwa produksi beras yang lebih rendah di bulan Januari dan Februari, yang terjadi bersamaan dengan kenaikan biaya produksi akibat kenaikan harga BBM, merupakan faktor utama kenaikan harga beras. Faktor musim yang membuat musim tanam mundur akibat kondisi El Nino juga berkontribusi pada penurunan produksi beras.
Di tengah situasi ini, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Jawa atau Sumatera tetapi juga di 179 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, termasuk daerah-daerah di Sulawesi.
Meskipun belum ada data spesifik mengenai kondisi di Sulawesi Utara, dampak kenaikan harga beras dan komoditas lain seperti minyak goreng dan gula pasir terasa di berbagai daerah di Indonesia, menandakan bahwa krisis ini bersifat nasional.
Pada Januari 2024, harga beras premium naik Rp 130 per kilogram menjadi Rp 15.350 per kg, sementara harga beras medium turun Rp 30 per kilogram menjadi Rp 13.370 per kg.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang dibagi berdasarkan zonasi wilayah, yang mencakup Sulawesi sebagai bagian dari zona 1.
Untuk HET beras medium zona 1 Rp 10.900, untuk zona 2 Rp 11.500, zona 3 Rp 11.800. Kemudian untuk beras premium zona 1 Rp 13.900, zona 2 Rp 14.400, dan zona 3 Rp 14.800 per kilogram.
Kenaikan harga beras ini diperkirakan akan berkontribusi pada inflasi bulanan yang lebih tinggi pada Februari 2024 dibandingkan Januari, meskipun tetap di bawah 0,1 persen. Diperkirakan harga beras akan mulai stabil setelah kondisi musiman berakhir dan memasuki bulan Maret 2024.
Dengan kondisi ini, pemerintah dan lembaga terkait perlu mengambil langkah konkret untuk mengatasi kenaikan harga beras dan memastikan ketersediaan serta keterjangkauan beras bagi masyarakat, termasuk di Sulawesi Utara dan daerah lainnya di Indonesia.