ZONAUTARA.com – Pembangunan homestay di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang menjadi salah satu langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi perempuan di Desa Pulisan, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara.
Program yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) ini bertujuan mendukung potensi wisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
Bantuan yang mulai digulirkan sejak 2019 ini berupa peningkatan kualitas rumah swadaya untuk pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya. Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi pemulihan ekonomi pasca-COVID-19.
Sasaran utama program adalah masyarakat dengan kategori rumah tidak layak huni, berdasarkan kriteria tertentu seperti luas lahan.
Selain bertujuan meningkatkan perekonomian perempuan sebagai penghasilan utama keluarga, pembangunan homestay juga diharapkan dapat mengembangkan potensi wisata alam dan budaya, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Meski berorientasi pada peningkatan ekonomi, program ini belum sepenuhnya berjalan mulus.
Kurangnya sosialisasi dari pemerintah membuat sebagian masyarakat bingung mengenai tujuan pembangunan homestay. Selain itu, terdapat warga yang belum mendapatkan keberlanjutan program meskipun telah dijanjikan bantuan sejak 2019.
Mariam Patilima (37), salah satu warga Desa Pulisan, mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir banyak homestay di desanya kosong karena minimnya wisatawan.
“Kita pe harapan untuk wisata ini semoga lebe banyak pengunjung, supaya katu boleh juga singgah di homestay. Kalo wisata ini bajalang bisa membantu lagi torang dang,” ujar Mariam, Minggu, 15 Desember 2024.
Mariam juga menyoroti adanya perbedaan anggaran pembangunan homestay di setiap unit. Menurutnya, alokasi anggaran seharusnya merata, terlebih program ini diprioritaskan untuk rumah tidak layak huni.
Namun, kenyataannya, beberapa rumah yang layak huni justru mendapatkan anggaran lebih besar.
“Untuk sekarang sepi pengunjung di pante, jadi homestay pun sepi. Harapannya ini kan kawasan ekonomi khusus jadi capat-capat bekeng karena kalo itu mobekeng, karyawan mo menginap di homestay,” tambahnya.
Homestay di Desa Pulisan saat ini menawarkan tarif berkisar antara Rp200.000 hingga Rp250.000 per malam. Itu sudah termasuk sarapan.
Sebagai ibu rumah tangga, Mariam berharap usaha ini bisa terus menjadi sumber pendapatan utama keluarganya.
“Homestay ini satu-satunya penghasilan utama kami sekarang sebagai ibu rumah tangga,” tutup Mariam.