Kasus buaya terkam warga Bolsel, BKSDA Sulut imbau masyarakat lebih hati-hati

Romansyah Banjar
Penulis:
Editor: ronny
Noldy dari PPS Tasikoki sedang mengikat mulut buaya yang hendak dievakuasi di Minahasa beberapa waktu lalu. (Foto: Zonautara.com/Ronny Buol)

ZONAUTARA.com — Kasus buaya terkam manusia di Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), menjadi perhatian publik.

Pasalnya, dalam kurun waktu bulan Januari 2025, terdapat dua korban yang diterkam oleh buaya di Kabupaten Bolsel.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara (Sulut) Askhari Dg Masikki mengucapkan belasungkawa atas kejadian tersebut.

“Kami turut prihatin terjadinya kasus interaksi negatif buaya dan masyarakat di wilayah Bolsel yang terjadi beberapa waktu lalu,” beber Masikki, Senin (27/1/2025).

Menurut Masikki, kasus ini sudah beberapa kali terjadi di wilayah Bolsel pada tahun-tahun sebelumnya.

“Sehingga kami menghimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati jika melakukan aktivitas terutama di wilayah-wilayah yang memang rawan buaya,” pesannya.

Dijabarkannya, kondisi ini terjadi karena memang wilayah Matandoi dan sekitarnya merupakan habitat buaya muara.

“Tahun-tahun sebelumnya anggota kami sudah beberapa kali melakukan rescue terhadap buaya yang tertangkap oleh masyarakat di wilayah itu,” ungkapnya.

Ditambahkannya, pendekatan sosialisasi perlu terus dilakukan oleh stakeholder kepada masyarakat termasuk memasang papan informasi dan larangan agar masyarakat berhati-hati saat melakukan aktivitas di lokasi rawan buaya.

“Satwa ini termasuk satwa buas dan kategori dilindungi undang-undang,” paparnya.

Ketika ditanyai soal upaya selanjutnya, dia menjawab saat ini tim BKSDA Sulut sedang melakukan rescue dan handling buaya di wilayah Minahasa Selatan bersama pemerintah daerah serta masyarakat.

“Setelah itu kami coba bergerak ke Bolsel untuk melakukan upaya handling buaya tersebut sembari melakukan sosialisasi dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat,” pungkasnya.

Satu orang meninggal diterkam buaya

Seorang warga Desa Matandoi, Kecamatan Pinolosian Timur, bernama Weldison (27), ditemukan tewas setelah diterkam buaya saat mencari ikan di perairan sekitar Pantai Desa Dumagin A, pada Jumat (24/1) malam.

Menurut laporan Dinas Satpol PP dan Damkar Bolsel, peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 23.15 WITA. Saat itu, Weldison bersama rekannya, Lewi Malote Pane (33), sedang mencari ikan dengan cara memanah.

Lewi yang menjadi saksi mata menyebut bahwa sekitar pukul 23.00 WITA, ia melihat cahaya senter Weldison menghadap ke atas dan tidak bergerak. Merasa curiga, ia segera mendekati sumber cahaya, namun Weldison sudah tidak ada di lokasi. Yang tersisa hanya senter dan alat panah milik korban. 

Menyadari kemungkinan serangan buaya, Lewi segera kembali ke kampung Dusun II Lopon, Desa Matandoi, untuk meminta bantuan warga. Pencarian dilakukan secara cepat, dan sekitar pukul 01.20 WITA, korban ditemukan dalam kondisi terapung di sekitar pepohonan bakau, berjarak 400 meter dari lokasi kejadian.

Warga kemudian mengevakuasi korban menggunakan perahu katinting. Sayangnya, saat ditemukan, Weldison sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan luka parah di bagian kepala dan pipi kiri akibat gigitan buaya.

Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Bolsel, Mulyono Rochim, mengungkapkan bahwa kejadian ini merupakan insiden kedua dalam bulan Januari 2025.

Sebelumnya, pada 5 Januari lalu, seorang warga Desa Linawan, Kecamatan Pinolosian, bernama Gandi (21), juga menjadi korban serangan buaya saat mencari ikan di Sungai Desa Lungkap.

Beruntung, rekan Gandi yang berada di lokasi berhasil menyelamatkannya dengan menusuk buaya menggunakan pisau. Meski selamat, Gandi mengalami luka sobek di kepala dan punggung akibat serangan tersebut.

Mulyono menyebut bahwa dalam tiga tahun terakhir, sudah terjadi lebih dari enam kasus serangan buaya terhadap manusia di Bolsel, dengan mayoritas korban meninggal dunia.

“Hanya satu korban yang selamat, yaitu warga Linawan,” ujarnya.

Mengingat meningkatnya kasus serangan buaya, Mulyono mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas mencari ikan dengan cara memanah pada malam hari.

“Kami masih mencari solusi untuk mengatasi konflik ini, namun yang terpenting saat ini adalah masyarakat harus lebih berhati-hati dan menghindari perairan yang berisiko tinggi,” tutupnya.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Memulai karir sebagai jurnalis di Koran Harian Manado Post, dan bergabung dengan zonautara.com di sejak 2022. Termotivasi untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas.
1 Comment