ZONAUTARA.com – Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) mencatat produksi beras oleh petani di Sulut pada Januari hingga Desember 2024 tercatat sebanyak 153,48 ribu ton.
“Jumlah tersebut naik 14,67 persen atau sebanyak 19,63 ribu ton dibanding tahun 2023 yang hanya 133,86 ribu ton,” kata Kepala BPS Sulut Aidil Adha, di Manado pada pekan lalu.
Menurut data BPS Sulut, sepanjang tahun 2024, produksi beras terbanyak terjadi pada bulan September yang mencapai 36,99 ribu ton. Pada 2023, produksi terbanyak juga terjadi pada bulan September.
Sementara produksi paling sedikit tahun 2024 terjadi pada bulan Agustus yang hanya 17,57 ribu ton.
Aidil mengatakan, pada subround I, yakni Januari-April, produksi beras sebanyak 55,92 ribu ton, tumbuh 45,12 persen secara year on year (yoy). Sedangkan pada subround II, Mei-Agustus, produksi beras sebanyak 42,82 ribu ton, turun 6,29 persen (yoy) dibanding tahun 2023.
Sementara pada subround III, September-Desember 2024, produksi beras sebanyak 54,75 ribu ton, meningkat 10,32 persen (yoy) dibanding tahun 2023.
Produksi beras pada tahun 2024 tersebut menurut Aidil mengikuti jumlah produksi padi dan juga luas panen padi.
Sepanjang tahun 2024, dari Januari hingga Desember, luas panen padi di Sulut sebanyak 59,12 ribu hektare. Jumlah tersebut meningkat 8,36 persen atau seluas 4,56 ribu hektare dibanding 2023 yang seluas 54,56 ribu hektare.
Sedangkan produksi padi pada tahun 2024 sebanyak 273,13 ribu ton, tumbuh 14,67 persen atau sebanyak 34,94 ribu ton. Pada 2023, produksi padi sebanyak 238,19 ribu ton.
Dijelaskan Aidil, produksi padi dan beras dihitung dengan menggunakan metode yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data. Luas panen dalam satuan hektare di kali dengan produktivitas dalam satuan ton per hektare.
“Luas panen didapat dari survei Kerangka Sampel Area atau KSA padi. Di mana setiap bulannya petugas BPS melakukan survei dengan melakukan foto melalui satelit luas panen. Dengan foto satelit, hasilnya dipastikan akurat,” jelas Aidil.
Sedangkan produktivitas didapat dari survei Ubinan berbasis subsegmen Kerangka Sampel Area, dengan mendapatkan luas panen dan produktivitas, BPS dapat menghitung padi dalam bentuk gabah kering giling yang kemudian dikonversi menjadi beras.