ZONAUTARA.com – Sine adalah band asal Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut) yang dengan sengaja mengusung genre melodic punk.
Band yang digawangi Fhit (drum), Enzhu (gitar melodi), Eccel (gitar ritem, vokal), dan Ray (bass, vokal) telah malang melintang dalam skena musik Kotamobagu.
Saat tampil jadi pembuka Tur Kembara Jiwa Braga Mgndw di Manado, Sabtu (21/06/2025), Sine membawakan empat lagu, yakni Pura-pura Amnesia, Menolak Tua, Perjusami (Percintaan Jumat, Sabtu, Minggu), dan Bebas.
Lirik cinta dan kebebasan
Lirik tentang cinta adalah materi utama dalam lagu Pura-pura Amnesia dan Perjusami. Keduanya bercerita tentang konflik asmara khas remaja yang selalu ingin divalidasi.
Sedangkan dua lagu lainnya, Menolak Tua dan Bebas seakan sebuah manifestasi dari kemerdekaan individu dalam mendefinisikan kehidupan.
Dalam dua lagu tersebut, Sine terdengar seperti gerombolan remaja yang menolak segala interpretasi dari luar dirinya.
Sine seperti ingin bilang, “jangan atur kami”, namun dengan bahasa yang satire.
Menurut Eccel, Bebas adalah lagu yang punya makna mendalam bagi tiap personel Sine.
Lagu tersebut bercerita tentang perasaan insecure seseorang akibat konstruksi sosial.
“Lagu Bebas menceritakan tentang seseorang yang sering merasa tidak percaya dengan dirinya sendiri dan mulai berpikir bahwa apa pun yang terjadi, mentari tetap akan bersinar esok pagi dan hidup akan terus berjalan dan berkembang,” ucap Eccel kepada Zonautara.com.
“Penggalan lirik yang paling membekas di lagu Bebas adalah ‘jangan pernah membenci dirimu sendiri sebab itu tugas orang lain’,” ujarnya menambahkan.
Eccel juga menyampaikan berita baik bagi para penggemar, EP (Extended Play atau album pendek berisi 4-7 lagu) Sine akan dirilis dalam waktu dekat.
“Doakan agar semuanya lancar. Rencananya akan dirilis dalam waktu dekat,” tutupnya.
Tentang personel
Fhit (drum)
Fhit adalah penggebuk drum jebolan berbagai festival semasa sekolah. Ia memang punya ketertarikan dengan musik-musik cadas. Bahkan di beberapa kesempatan ia berkelakar ingin membawakan lagu-lagu Avenged Sevenfold.
Fhit juga menjadi motor penggerak Sine. Rumahnya adalah markas besar band melodic punk tersebut. Di rumah itu pula lahir karya-karya orisinil Sine.
Enzhu (gitar melodi)
Enzhu merupakan sosok gitaris yang versatile. Ia bisa bermain dalam irama pop hingga metal. Bahkan Enzhu juga tergabung dalam band yang berkiblat ke musik rock Jepang.
Hadirnya Enzhu di lini gitar adalah jaminan musik Sine menjadi lebih kaya. Tak hanya mumpuni memainkan melodi, Enzhu juga punya kepiawaian dalam menyusun riff yang catchy.
Eccel (gitar ritem, vokal)
Eccel punya keunggulan dibanding vokalis lain, ia bisa bernyanyi sembari memainkan gitar tanpa keluar dari tempo. Kelebihan ini tak dimiliki semua vokalis. Bahkan, di lagu Bebas, Eccel yang memainkan melodi gitar.
Selain itu, ia juga merupakan penulis lirik yang sangat mewakili ide dan gagasan dari Sine itu sendiri.
Sebelum menjadi vokalis melodic punk, Eccel adalah vokalis berbagai genre, termasuk pop. Ia juga pernah mengikuti audisi ajang pencarian bakat nasional dalam bidang tarik suara.
Ray (bass, vokal)
Ray tak kalah istimewa dari tiga personel lainnya. Ia yang merupakan lulusan jurusan seni musik tentunya sangat paham bagaimana meracik musik yang “enak”.
Ray sangat bisa membuat lagu terdengar nyaman di telinga. Dengan adanya Ray di lini bass, semua rasanya pas, tidak kurang, tidak pula berlebihan.
Di Sine, ia juga merupakan backing vocal yang senantiasa memberi harmonisasi di beberapa baris lagu.
Kemampuan eksplorasi musikal Ray lewat berbagai alat musik tak diragukan lagi. Ia juga tergabung dalam band yang mengusung musik etnik. Di band tersebut, Ray memainkan gambus. Tak jarang, Ray juga mendadak menjadi pemain cello dan menjadi pengisi di beberapa projek musik.