MANADO, ZONAUTARA.com — Pelabuhan Manado dijaga ketat aparat Brimob Polda Sulut. Penjagaan dilakukan demi keamanan dan kenyamanan penumpang. Selain itu untuk mencegah masuknya teroris imbas dari konflik di Marawi, Filipina yang berbatasan dengan Sulawesi Utara.
Hingga H-4 Lebaran, aktivitas mudik di dua lokasi paling ramai di Manado yakni Pelabuhan Manado dan Terminal Malalayang berjalan lancar. Rabu (21/06) siang, suasana mudik di dua lokasi ini dipantau langsung, Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulawesi Utara (Sulut), EE Mangindaan.
“Kita mau memastikan kesiapan moda transportasi untuk melayani warga khususnya pemudik ini tersedia, juga lancar prosesnya,” ujar Mangindaan yang juga merupakan Wakil Ketua MPR RI ini.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini mendatangi Pelabuhan Manado sekitar pukul 09.00 Wita dan diterima Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Klas III Manado, Marnes Rompas.
Setelah mendengar penjelasan, Mangindaan meninjau langsung kondisi salah satu kapal yang siap berangkat menuju ke wilayah kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara, yakni Kabupaten Kepulauan Sitaro, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.
“Kunjungan ini merupakan fungsi DPR yaitu pengawasan. Salah satunya adalah pelayanan publik. Memastikan operator seperti Pelindo, Pol Air dan semua yang terlibat dalam penyiapan transportasi terutama mudik Lebaran berada dalam situasi kondusif,” ujar Mangindaan yang merupakan Gubernur Sulawesi Utara Periode 1995 – 2000 ini.
Mangindaan yang pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono mengatakan, dari pengamatannya di lapangan dia melihat semua pihak sudah siap dan lancar mendukung proes mudik tahun ini.
“Saya lihat semua sudah siap. Laporan dari Adpel juga soal kapal lebih dari cukup. Di lapangan juga penumpang tidak terlalu berjubel. Ini menunjukkan kenyamanan bagi saudara kita umat Islam yang akan berlebaran,” ujar Mangindaan.
Dia menilai, adanya petugas kepolisian yang memakai senjata dalam pengamanan di pelabuhan sebenarnya tidak perlu. Karena menurut Mangindaan Pelabuhan Manado aman.
“Hanya saja, karena kondisi di Marawi sehingga perlu adanya pengamanan seperti ini,” ujar Mangindaan.
Kondisi Angkutan Lebaran
Terkait kondisi kapal yang siap melayani penumpang, Marnes menjelaskan untuk pelabuhan Manado ada 13 armada kapal yang beroperasi pada malam hari.
“Ini untuk melayani rute wilayah kepulauan di Sulawesi Utara, bahkan hingga ke Maluku Utara. Selain itu ada dua kapal cepat yang beroperasi siang hari untuk Kabupaten Sitaro dan Sangihe,” ujar Marnes.
Marnes menambahkan pihaknya telah mengadakan persiapan sejak H-15 dan berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Polri, Bea Cukai, Balai Karantina, dan Basarnas.
“Tim terpadu ini membentuk posko yang dilengkapi dengan tenaga medis. Mereka akan bekerja secara maksimal hingga H+15,” jelas Marnes.
Usai meninjau aktivitas di Pelabuhan Manado, Mangindaan selanjutnya mengecek kesiapan sejumlah armada bus di Terminal Malalayang. Puluhan bus itu melayani trayek Manado dengan tujuan Bolaang Mongondow, Gorontalo, Palu, hingga Makasar.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulut Joy Oroh menjamin ketersedian angkutan mudik sejak 15 Juni hingga 11 Juli mendatang.
Menurut Oroh, angkutan darat disiapkan 1.263 kendaraan yang terdiri dari AKAP sebanyak 107 unit, AKDP sejumlah 1.142 unit dan Damri sebanyak 14 unit dengan trayek yang berbeda.
“Ada 10 Damri yang melayani di daratan Sulut sedangkan dua Damri untuk Tahuna dan dua lagi di Talaud,” ujar Oroh.
Angkutan Damri yang disiapkan melayani beberapa kabupaten/kota di Sulut hingga perbatasan Gorontalo.
“Setiap harinya ada 25 Damri beroperasi. Sedangkan angkutan pemandu moda di bandara ada lima. Kami harap, kendaraan yang kami siapkan bisa melayani masyarakat yang akan melakukan mudik lebaran,” jelas Oroh.
Selain angkutan darat, Oroh menjamin ketersediaan kapal bagi pemudik yang menggunakan jalur laut.
“Di Pelabuhan Bitung ada enam kapal pelni dan empat kapal perintis yang melayani daerah perbatasan seperti Miangas, Marore yang belum dilayani angkutan komersil,” kata Oroh.
Sedangkan di pelabuhan Manado, ada 22 kapal yang terdiri dari 16 kapal penumpang dan 6 kapal barang yang fokus melayani rute Manado – Tobelo.
Sementara itu, PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado dan stakeholder Bandara membentuk Posko Terpadu Angkutan Udara Tahun 2017.
PTS General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado Erik Susanto mengatakan, pembentukan posko terpadu mengacu pada surat edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU 007/I/15/DRJU.DBU-2017 tanggal 9 Mei 2017 perihal Pelaksanaan Angkutan Udara Lebaran Tahun 2017. Posko terpadu akan beroperasi sejak 15 Juni hingga 11 Juli, nanti.
“Selama periode tersebut, secara total kami memperkirakan pertumbuhan pergerakan penumpang sebesar 5 persen dibanding periode mudik 2016. Sementara untuk pergerakan pesawat diperkirakan tumbuh sebesar 14 % dan kargo juga tumbuh 7 %. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada tanggal 23 Juni atau H-3 Hari Raya Idul Fitri. Sementara untuk puncak arus balik diprediksi pada Minggu 2 Juli atau H+6,” ungkap Erik.
Disinggung mengenai tambahan ekstra flight, Erik menjelaskan, hingga saat ini belum ada pengajuan penambahan penerbangan dari maskapai untuk masa mudik Lebaran. Sehingga jumlah penerbangan reguler domestik yg beroperasi di Bandara Sam Ratulangi masih 7 maskapai dan 19 destinasi.
“Namun untuk charter flight internasional Periode Juli-Agustus ada dari Citilink sebanyak 13 Flight dan Lion air 34 flight di Bulan Juni ini,” tambahnya.
Editor: Ronny A Buol