MANADO, ZONAUTARA.com – Nama Pasar Bersehati tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Sulawesi Utara. Pasar yang didirikan tahun 1973 ini merupakan gabungan dari dua pasar, yaitu pasar ikan dekat eks Terminal Calaca dan Pasar Kuala Jengki.
Bersehati merupakan kependekan dari Bersih, Sehat, Aman, Tetib dan Indah, dan digunakan sebagai nama pasar ini sekitar tahun 1985 pada masa jabatan Walikota Manado NH Eman Eman. Namun, seiring waktu, beberapa fasilitas serta suasana di Pasar Bersehati sendiri sepertinya tak sesuai lagi dengan namanya.
Tengok saja di lantai atas bangunan ini, kotor dan dan tak terawat. Bebeberapa lapak beralih fungsi jadi tumpukan karung yang berisi botol air mineral, tumpukan onderdil dan mesin mobil. Belum lagi kios-kios di area ini yang rata-rata jadi tempat tinggal. Di bagian lainnya juga tercium bau menyengat dari sampah dan sisa makanan. Depan tangga sebelah barat gedung pasar ini, terlihat tumpukan sampah dari sisa-sisa jualan.
Hanggar di sebelah selatan yang berhadapan dengan Pelabuhan Manado, kondisinya juga mulai rusak. Atap hanggar banyak yang bocor, lampu penerangan juga hanya sebagian yang hidup. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan nilai retribusi yang dibebankan pengelola kepada pedagang.
Untuk satu orang pedagang dikenakan retribusi setiap harinya sebesar Rp 27.000 dengan hitungan Rp 5000 untuk bayar listrik, Rp 10.000 untuk retribusi kebersihan dan sisanya Rp 12.000 untuk sewa tempat.
Pedagang mengungkapkan bahwa kondisi hanggar beratap bolong ini sudah berlangsung lama, namun pengelola belum juga mengganti fasilitas yang rusak.
“Bagi saya tidak ada masalah untuk uang retribusi, namun saja pengelola pasar dapat memperhatikan dengan memperbaiki bagian hanggar yang rusak,” ungkap Kuni Kanio (45), salah satu pedagang beberapa waktu lalu.
Beberapa pembeli yang sempat ditemui juga mengungkapkan, bahwa kondisi pasar memang sudah tidak seindah namanya. Jauh dari kesan bersih, sehat, aman, tertib dan indah.
“Pemerintah dalam hal ini Dinas Pasar sebagai pengelola Bersehati seharusnya lebih memperhatikan lagi kondisi ini, jangan hanya tarik retribusi saja,” kata Umar (37), salah seorang pengunjung sambil berharap Pasar Bersehati kembali menjelma menjadi pasar yang bersih dan nyaman.
Editor: Tomy A. Lasut