bar-merah

Bengkel Wadah Tempayan Batu Mujizat Yesus Air Jadi Anggur Ditemukan

ZONAUTARA.com — Para arkeolog Israel menemukan sebuah bengkel yang berusia 2.000 tahun, yang diperkirakan menjadi tempat pembuatan wadah batu, seperti yang digunakan Yesus saat melakukan mujizat air menjadi anggur.

Dalam Injil Yohanes, diceritakan soal Yesus yang melakukan mujizat pertama kalinya. Dikisahkan, memasuki hari ketiga pada sebuah persta pernikahan di Kana, Galilea, persediaan anggur tuan rumah habis.

Ibu Yesus, Maria yang ikut dalam acara pernikahan itu meminta Putranya untuk melakukan sesuatu agar tuan rumah tidak malu.

Yesus pun memerintahkan pelayan untuk membawa enam tempayan batu dan memenuhinya dengan air.

Dengan kekuasaannya dia lalu mengubah air di dalam tempayan itu menjadi anggur.

Perlengkapan batu yang dibuat di tempat para arkeolog menemukan fragmen-fragmen mangkuk dan gelas itulah yang diperkirakan digunakan oleh Yesus.

Bengkel itu terletak di sebuah desa di Galilea, Reineh, di sebelah utara Israel. Lokasi itu dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari Kana.

“Bengkel itu ditemukan secara tak sengaja, saat berlangsung pembangunan jalan akses menuju pusat olah raga baru,” kata Direktur penggalian Yonatan Adler, Kamis (10/8/2017), seperti diberitakan AFP.

Sejak dua bulan yang lalu, Adler mengaku, dia dan timnya telah menemukan fragmen-fragmen itu.

Dia mengatakan, ada ribuan silinder batu yang dibuang sebagai bagian dari proses melubangi wadah-wadah tersebut dengan mesin bubut.

Produk tersebut amat khas dari periode paruh kedua abad pertama sebelum masehi, hingga pertengahan abad pertama masehi.

“Orang-orang Yahudi pada periode tersebut menggunakan wadah batu semacam itu karena alasan ketaatan religius,” kata Adler.

“Berdasarkan ritual kuno Yahudi, bejana yang terbuat dari tembikar dinilai tidak murni dan mudah hancur,” kata dia.

“Sementara, tembikar batu, dianggap sebagai bahan yang murni dan tak akan pecah,” sambung Adler.

Praktik itu pun pula yang dicatat dalam Alkitab-Perjanjian Baru tentang pernikahan di Kana.

“Memang, sejauh ini di situs itu kami belum menemukan produksi tempayan besar semacam itu,” kata Adler.

“Tapi, wadah batu yang biasa digunakan di Kana kemungkinan diproduksi di lokasi semacam ini, di daerah sekitar sini,” sambung Adler.

Adler mengatakan, sebelum penggalian di Reineh, dua situs serupa telah digali, keduanya berada di dekat Jerusalem.

“Yang mengasyikkan di sini adalah untuk pertama kalinya kita memiliki bukti fisik produksi wadah-wadah dari batu di Galilea,” kata dia.

“Pertanyaannya selanjutnya adalah siapakah orang-orang yang dulu tinggal di Galilea ini?”

Berita ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com