MANADO, ZONAUTARA.com – Siang itu, segelas kopi sudah aku siapkan di meja redaksi khusus memperingati Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada 1 Oktober. Aroma kopi Robusta asal Kotamobagu begitu menyengat hidung.
Sembari menyeruput kopi dan memandang layar laptop, aku mulai membayangkan entah bagaimana jenis minuman ini telah menjadi simbol pergaulan. Indonesia termasuk urutan keempat sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia. Dengan varietas yang beragam, kopi di Indonesia tersebar mulai dari Pulau Sumatera hingga ke tanah Cendrawasih, sebagaimana yang dilansir dari Remarkable Indonesian Coffee.
Minuman ini pertama kali ditemukan oleh bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi, tapi kini sudah berevolusi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban.
Tren komoditas yang sudah dibudidayakan di sekitar 50 negara ini, kemudian melahirkan sebuah gagasan memperingati Hari Kopi Sedunia sejak 2015 silam. Penggemar kopi di Indonesiapun mulai banyak yang merayakannya.
Di Kota Manado, Komunitas Kawanua Menyeduh yang beranggotakan 10 kedai kopi, mulai memperingati Hari Kopi Sedunia ini. Komunitas ini sendiri konsen mengangkat kopi lokal yang bisa ditemukan di Koya di Tondano, Kotamobagu, Molompar di wilayah Ratahan, dan Goyo di Bolaang Mongondow Utara.
Dengan upaya yang dilakukan Komunitas Kawanua Menyeduh ini, semoga kopi lokal kita semakin mendapat tempat di hati seluruh pencinta kopi di seluruh dunia.
Selamat merayakan Hari Kopi Sedunia!
Editor: Rahadih Gedoan