bar-merah

Budaya Pamali, Mitos Atau Fakta

MANADO, ZONAUTARA.com – Indonesia terkenal dengan negara yang memiliki ribuan suku dan budaya. Keragaman budaya ini pun menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik.

Satu dari sekian banyak keunikan ini terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Provinsi Gorontalo, yang terkenal dengan budaya pamali, yang hingga kini masih bisa dijumpai dalam aktivitas sosial di masyarakatnya.

Saat ini, kepercayaan–kepercayaan yang dianut oleh orang terdahulu hanya dianggap sebagai mitos. Padahal kalau dilihat dengan kenyataan yang ada, kepercayaan itu benar-benar terjadi bagi yang memercayainya.

Dibandingkan dengan keadaan sekarang, sebagai penerus adat yang ada, orang pun lebih mempercayainya sebagai mitos atau tahayul belaka. Meski sekarang dianggap mitos, beberapa pamali yang berkembang di Provinsi Gorontalo, diyakini oleh sebagian besar masyarakat dulu hingga saat ini antara lain:

“Tidak boleh bantal guling digunakan untuk bantal kepala, nanti jodohnya jauh.”

Secara logika memang benar, bantal guling seharusnya untuk dipeluk, bukan difungsikan sebagai bantal kepala. Dan pemakaian kalimat “nanti jodohnya jauh,” tidak mutlak kita percayai, karena jodoh itu sudah ada yang mengatur.

Mitos lain yang bisa kita ambil sisi positifnya juga adalah “Jangan menyisahkan nasi di piring, jika menyisakan nasi di piring, nasi tersebut akan mengejar sampai kita berada di lubang kubur sekalipun.”

Hal positif yang bisa kita ambil dari mitos ini, bagaimana ketika kita makan, tidak berlebihan, atau menyisakan makanan. Di daerah lain mungkin orang kelaparan atau susah mendapatkan makanan, sementara yang lain menyisahkannya, bahkan membuang sisanya.

Nasi yang akan mengejar sampai di lubang kubur, secara logika memang tidak mungkin. Namun, mitos ini lebih mengajarkan kita agar dalam hal makan tidak rakus, mau makan ambil separuh-separuh dulu, agar tidak tersisa mubazir.

Selain mitos tersebut di atas, ada juga mitos yang bisa dimaknai positif, logis, bahkan kocak atau lucu.

“Tidak boleh cari kutu malam-malam, nanti malah banyak.”

Maklum saja, dulu belum banyak penerangan lampu. Zaman sekarang tidak usah dicari, rutin pakai sampo saja, kutunya hilang dari kepala.

“Tidak boleh pakai payung dalam rumah, nanti jadi pendek.”

“Kalau lagi di hutan, jangan pukul-pukul atau tebang pohon sembarangan, nanti setannya bisa kena pukul atau kepotong.”

Mitos yang ini setuju, biar hutan kita tak gundul.

“Perempuan bersuami tidak boleh berkaca di cermin retak, nanti cepat jadi janda.”

“Istri tidak boleh keramas pakai kelapa cukur saat sore hari, nanti suaminya cepat tua.”

Dslam keseharian, masih banyak mitos dalam masyarakat, tinggal dari kita mengambil hikmah positifnya saja, mau percaya atau tidak, yang jelas mitos salah satu bagian dari budaya peradaban kita.

 

Editor : Christo Senduk



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com