MANADO, ZONAUTARA.com – Latihan bersama antara Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara (AU) dan pasukan Contact Combat Team (CCT) USAF, salah satunya adalah SAR tempur atau Combat SAR. Direktur Latihan Spear Iron 2018 Kolonel Pasukan Dicky Lukman, memberikan penjelasan terkait tahapan dari latihan tersebut.
Dalam latihan tersebut, disimulasikan perebutan dan penguasaan Pangkalan Udara (Lanud) oleh Satuan Tempur Paskhas. Ada prajurit yang terluka atau cedera. Ada satu unit pesawat tempur yang tertembak ketika menangkis serangan musuh di udara. Namun, pilotnya berhasil melontarkan diri atau keluar dari pesawat.
“Untuk menyelamatkan sang pilot yang melontarkan diri dari pesawat tersebut, dilaksanakanlah Operasi SAR Tempur atau Combat SAR,” ujar Dicky.
Menurut Dicky, Operasi SAR Tempur merupakan segala usaha dan tindakan yang dilakukan secara terencana dan terpadu, dalam upaya mencari, menolong, dan menyelamatkan personel atau materiil yang memiliki nilai taktis maupun strategis di medan operasi.
“Pertama, pesawat akan melaksanakan straffing di lokasi daerah kedudukan musuh, yang sedang bergerak menuju lokasi jatuhnya objek yang akan kita selamatkan. Misi straffing ini adalah menghambat gerak musuh yang hendak ke lokasi survivor atau pilot yang akan kita selamatkan,” ujar Komandan Wing II Paskhas ini.
Dia menjelaskan, setelah menetralisir kekuatan musuh, ada pesawat yang akan memberikan perlindungan bagi helikopter yang akan masuk ke lokasi obyek yang akan diselamatkan, yaitu dengan memberikan bantuan tembakan dari udara.
Survivor kemudian diangkut menggunakan jangkar, didampingi satu orang personel tim penolong. Adapun tugas tim pengaman ini adalah untuk mengamankan, menetralisir ancaman dan tekanan musuh, kemudian mengamankan lokasi di mana survivor berada di daerah musuh yang kondisi medannya tak memungkinkan bagi pesawat heli untuk mendarat.
Sehingga, penurunan pasukan pengaman akan dilaksanakan dengan menggunakan Teknik Fast Rope. Kemudian, Unit Rescue akan memberikan perawatan medis terbatas kepada survivor, setelah dibebaskan oleh unit penolong. Di saat yang bersamaan, pesawat yang membawa tim penolong melaksanakan holding sambil menunggu daerah dinyatakan aman oleh tim pengaman. Setelah pesawat menurunkan tim pengaman, selanjutnya akan terbang menuju daerah aman di holding point.
Setelah daerah dapat diamankan, tim pengaman akan memberikan tanda atau signal asap berwarna, sebagai tanda bahwa lokasi dinyatakan aman.
Selanjutnya, helikopter menurunkan tim penolong yang terdi dari enam personel SAR tempur Paskhas yang akan masuk ke lokasi survivor dengan menggunakan metode teknik rappeling atau fastrope.
“Tali ini diturunkan setelah pesawat hover 100 feet di atas sasaran dan sisa tali di atas permukaan tanah sekitar 2 meter. Ini penting dan harus senantiasa diperhatikan, untuk keamanan pasukan saat meluncur ke bawah,” ujar Dicky.
Begitu pasukan selesai melaksanakan rappeling atau fastrope, maka selanjutnya akan terbang menghindar menuju ke holding point. Survivor yang sudah diketemukan kemudian diberikan pertolongan medis, memberikan tanda asap berwarna, menandakan survivor sudah siap dievakuasi.
Editor : Christo Senduk