ZONAUTARA.com – Perairan Sulawesi Utara (Sulut) kaya akan potensi perikanan. Sebagian besar penduduknya merupakan nelayan. Namun perairan di Sulut juga sering menjadi tempat ilegal fishing, bahkan rentan terhadap serbuan ilegal fishing dari negara Filipina dan Malasyia.
Tiga kabupaten di ujung Utara provinsi ini merupakan kabupaten kepulauan, yakni Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sangihe yang berbatasan dengan Filipina, serta Kabupaten Sitaro. Penduduknya sebagian besar merupakan nelayan dan pelaut yang handal.
Mereka dengan peralatan yang sederhana mampu menangkap ikan dengan jarak jelajah bermil-mil dari daerah asal. Termasuk dalam memburu hiu. Para nelayan di Sangihe misalnya, memburu hiu justru ke wilayah perairan di Sitaro bahkan ke perairan di Maluku dan Ternate.
Di sana, hiu ditangkap secara bebas tanpa ada pelarangan. Nelayan menangkapnya dengan peralatan sederhana. Mereka hanya mengguakan perahu cadik yang dilengkapi dengan motor sederhana. Biasanya mereka melaut selama dua hari untuk bisa menangkap hiu.
“Jika lagi musimnya, kami bisa membawa pulang hingga 10 ekor hiu,” ujar Apolos (48), nelayan asal Pulau Batuwingkung, Sangihe.
Saat kembali ke pulau dengan tangkapan hiu, ikan besar itu diolah begitu saja di tepi pantai. Siripnya dipisahkan dari tubuhnya, dan dagingnya dipotong-potong untuk diasapin dan dijual ke warga lokal. Sementara sirip hiu, yang bernilai mahal itu, dijemur bebas di tepi jalan hingga kering dan kemudian dibawa ke kolektor.
Para kolektor, kemudian membelinya seharga Rp. 250.000 hingga Rp 1 juta, tergantung kualitas sirip. Para kolektor ini kemudian menjual kembali dengan harga hingga tiga kali lipat, di Manado dan Bitung.
Selain di Sangihe, perburuan hiu juga banyak ditemukan di pesisir pantai Minahasa Utara. Di desa Talawaan Bajo, lazim dijumpai nelayan menjemur sirip hiu di tepi jalan beraspal. Tidak ada yang datang melarang mereka.
Sementara daging hiu, juga diperdagangkan di pasar-pasar tradisional di Sitaro, seperti di pasar tradisional yang ada di pulau Tagulandang.
(Foto-foto: Tim Zonautara yang diambil dalam waktu yang berbeda di beberapa lokasi di Sulut)