PALU, ZONAUTARA.com – Wahyudi (18) terlihat linglung siang itu, Selasa (2/10/2018). Dia berdiri di atas tanah yang tak beraturan, di tengah terik yang membara. Wajahnya terlihat menahan tangis.
Dia datang ke lokasi bencana di Kelurahan Petobo, ingin mencari sepupunya. Dia kehilangan sepupu dan ibunya di saat bencana gempa bumi mengguncang wilayah Sulawesi Tengah.
Sewaktu kejadian, ibu Wahyudi sedang berada di rumah tantenya. Usai gempa berkekuatan 7,4 SR, tanah di wilayah itu terangkat ke atas, menggulung apa saja yang di atasnya termasuk rumah tantenya.
Tantenya bisa selamat, namun ibu dan sepupunya hingga kini tidak ada kabarnya.
“Ibu datang dari Morowali ingin cari saya di Palu. Kini saya yang harus cari ibu,” ujar Wahyudi dengan linangan air mata.
Dia berharap, regu penyelamat bisa menemukan ibunya. Di Petobo, ribuan rumah porak poranda dihantam “tsunami tanah”. Diperkirakan masih ada ribuan orang yang terkubur di dalam lumpur dan terjebak di reruntuhan bangunan.
Kurangnya tenaga penyelamat dan peralatan menjadi faktor lambatnya upaya penyelamatan. Di ratusan titik di Kota Palu belum tersentuh sama sekali oleh upaya pencarian.
Wahyudi menatap kosong, dia pesimis ibunya bisa ditemukan.
“Saya menyesalinya,” ujarnya.
Penulis: Githa Waloni
Editor : Christo Senduk