ZONAUTARA.com – Dalam setiap musibah kecelakaan pesawat terbang, kotak hitam (black box) menjadi sangat penting. Pencarian kotak hitam menjadi hal yang diprioritaskan disamping pencarian korban.
Dalam peristiwa kecelakaan pesawat Lion Air dengan registrasi PK-LQP, black box ditemukan pada hari keempat pencarian. Black box itu ditemukan pada kedalaman 30 meter di perairan Tanjung Karawang, Bekasi, lokasi jatuhnya pesawat dalam nomor penerbangan JT610 itu.
Penemuan kotak hitam itu akan menjadi titik terang bagi investigator kecelakaan pesawat untuk mengetahui apa penyebab sebenarnya sehingga pesawat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang itu mengalami musibah pada 28 Oktober 2018 pagi.
Selama kotak hitam tidak ditemukan, segala penyebab kecelakaan pesawat hanya bersifat spekulatif. Di Indonesia, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah pihak yang memiliki otoritas untuk menganalisis kotak hitam pesawat.
Walau diberi nama kotak hitam (black box) sejatinya, alat perekaman itu bukan bewarna hitam, melainkan oranye.
Pemilihan warna oranye bukan sembarang pilih. Warna ini merupakan hasil penelitian Jo Ann S. Kinney bersama rekan-rekannya dari Naval Submarine Medical Center, Connecticut, Amerika Serikat.
Pada 1967 mereka melakukan penelitian untuk mencari warna yang paling mudah dilihat dalam berbagai kondisi di air.
Sungai Thames menjadi salah satu lokasi uji coba. Sungai ini memiliki polusi yang tinggi dan air keruh. Lokasi lainnya adalah Long Island Sound yang agak keruh dan Teluk Meksiko yang airnya lebih jernih, serta Morrison Springs Water yang memiliki kualitas air paling jernih.
Dari berbagai uji coba, warna oranye keluar sebagai warna yang memiliki visibilitas paling tinggi dalam berbagai kondisi air, termasuk air yang keruh.
Oleh karena itu, warna oranye menjadi standar internasional yang dipakai untuk berbagai sektor keselamatan termasuk alat-alat yang menyertainya. Black box pun diberi warna oranye.
Fakta Tentang Black Box
Berikut ini beberapa fakta tentang kotak hitam sebagaimana ditulis dalam dw.com
1) Yang sering disebut “black box” sebenarnya terdiri dari dua alat perekam, yaitu perekam data penerbangan (flight data recorder) dan perekam suara di kokpit (cockpit voice recorder). Karena ada dua alat perekam, sering juga disebut “black boxes”.
2) Black box sebenarnya berupa tabung yang umumnya berwarna oranye kemerahan, agar mudah kelihatan dari jauh dan bisa ditemukan dengan cepat. Black box modern tidak berukuran besar, hanya sebesar kotak sepatu.
3) Tabung black box mampu menahan bantingan dari ketinggian besar, kedap air sampai kedalaman 6.000 meter, dan tahan suhu panas sampai diatas 1.000 derajat Celcius selama sedikitnya 30 menit. Jadi, tabung black box pesawat tidak mudah rusak walaupun terbanting dan terbakar.
4) Biasanya black box ditempatkan di badan pesawat pada bagian yang tidak mudah rusak dan terlindung dengan baik. Posisinya tergantung dari konstruksi pesawat. Biasanya di bagian tengah atau bagian belakang dekat roda pesawat.
5) Alat perekam memiliki sistem sinyal darurat berupa sinyal “ping” yang bisa digunakan untuk mendeteksi lokasinya. Jika tenggelam di air, sinyal segera dikirim secara otomatis sampai 30 hari, tergantung pada kapasitas baterai. Biasanya para ahli memperhitungkan waktu 6-10 hari sampai baterai melemah.
6) Untuk mendeteksi posisi black box di bawah air, tim pencari bisa menggunakan bantuan mikrofon bawah air dan detektor sonar.
  Â
Editor: Ronny A. Buol