bar-merah

Mencecap kenangan yang entah dalam sepotong brownies

zonautara.com
Foto: Pexels.com/Movigradafica

Oleh: Arin Kusumo

  Tahukah kamu, brownies adalah produk gagal. Adonan yang tidak mengembang, bertekstur padat dan basah. Tapi kegagalan ini berubah menjadi keuntungan. Kue cokelat favorit sejuta umat. Kamu juga menyukainya. Entahlah, dari rasanya atau karena sudah bersanding manis di etalase toko kopi mahal, sehingga memiliki aura yang lebih kuat dan menarik.

  Perjumpaan pertama antara kamu dan aku disertai sepotong brownies, ups maaf, dua potong brownies, satu untukmu, satu untukku. Tak baik rasanya berbagi, kan baru kenal. Menggigit perlahan pahitnya coklat dan legitnya gula di dalam kandungan brownies. Dua jam lamanya, jadi curiga, potongannya yang terlampau besar atau banyaknya cerita yang kita sampaikan di pertemuan pertama.  Entahlah.

  Pertemuan kedua antara kamu dan aku, serta brownies cokelat dicampur ekspresso. Entahlah berapa shoot dicampur ke adonan brownies. Yang pasti, aku sedikit pusing. Tidak tahu pusing karena brownies ekspresso itu atau karisma kamu. Aku pusing.

  Pertemuan ketiga antara kamu dan aku, serta brownies cokelat. Kali ini benar-benar hanya cokelat. Terlalu manis, aku tidak suka. Brownies ini harus diimbangi dengan minuman yang pahit. Teh saja, tanpa gula. Kamu tetap dengan kopi latte, yah, banyak susunya daripada kopinya. Tak mengapa, yang penting kamu nyaman. Demikian dengan aku, nyaman untuk duduk bersamamu. Kali ini kita tidak sempat menghabiskan brownies pesanan kita. Karena kamu ajak aku melihat pantai, pantai di kotamu.

  Pantai,

  Aku terbiasa melihat pantai. Di kotaku juga ada, sama birunya, sama aromanya. Tapi entahlah, setibanya di pantaimu, ada yang berbeda. Pantaimu indah, aku suka bahkan terpesona. Sebentar, benar-benar suka atau karena kamu di sebelahku? Hei, browniesnya tidak mengandung bahan berbahaya kan? Kok aku pusing.

  Pertemuan keempat antara kamu dan aku, serta brownies cokelat. Kali ini bertabur kacang almond. Ada rasa gurih disetiap gigitan, aku suka. Bahkan aku pun suka ketika obrolan kita semakin renyah, banyak ketawa, dan airmata, tentu saja airmata akibat tertawa terbahak-bahak. Kamu lucu dan unik. Adakah pengaruh almond di setiap tawa kita malam itu?

  Malam,

  Brownies sudah habis, malam semakin larut. Kita tak ingin berpisah. Aku tahu, walaupun tak terucap. Kamupun tahu walupun tak diucap. Kota yang asing bagi kita, alasan bagus untuk menjelajah bersama bukan? Ah alasan. Tapi tepat untuk diucapkan malam ini. Biar kesannya gak murahan, kamu pun gengsi untuk mengucapkan.

  Pagi,

  Tepatnya dini hari, masih dengan alasan menjelajah kota asing ini. Tapi kita semakin dekat, jauh dari kata asing. Rasanya seperti bertemu kawan lama tapi dengan rasa penasaran yang berlipat karena ada reaksi kimia di antara kita.  Anggaplah kita serangga, feromon saling bereaksi. Saling tertarik dan menarik. Bau tubuhmu yang semalaman berdekatan semakin memabukkan. Lebih memabukkan daripada sebotol bir yang kamu minum. Aku sebetulnya hanya menerka, tak pernah tau rasanya mabuk.  Yang kutahu, aku mabuk karena aromamu. Aku pusing.

  Tidak ada toko brownies yang buka dini hari. Mungki ada, tapi kita terlalu malas mencari. Tubuh kita mendambakan peraduan, feromon kita kuat, reaksinya sangat berlebihan. Ah aku cuma manusia, kamupun juga. Reaksi kimia ini terlalu besar. Logika kita kalah dengan perasaan yang saat ini muncul. Hormon yang muncul, aneh sekali, bukannya takut malah menantang. Aku lelah menentang, aku menyerah pagi ini. Menyerah pada manismu yang melebihi brownies almond. Menyerah pada pahitmu yang memabukkan seperti brownies ekspresso. Kamu manis sekaligus pahit. Aku suka. Aku pusing.

  Pertemuan kelima antara kamu dan aku, serta brownies ekspresso di kotaku. Entahlah, brownies ini tidak enak. Aku mual, apalagi mendengar kamu bercerita. Iya aku tahu kenyataan di antara kita. Dunia yang kita ciptakan telah bersinggungan dengan dunia nyata dimana kita berada. Kamu ingat film Quantum Leap? Kita bagaikan terbang terlempar, terhempas ketika memasuki dimensi lain. Sekarang aku terlempar, terhempas. Kamu seolah tenang, tapi aku tahu, kekuatanmu sebagai laki-laki tidak bisa melawan kekuatan gesekan antara dimensi ini. Kita kalah bukan? Brownies di depan kita tidak menarik, walaupun diambil dari etalase toko kopi mahal. Cuma segigit saja, kamu apalagi, tak disentuh brownies itu. Ah, buang-buang uang saja. Kita berpisah, tanpa tanda titik, apalagi koma. Hanya tanda Tanya, itupun samar-samar.

  Pertemuan keenam antara kamu dan aku, serta brownies coklat almond. Tak disengaja. Kita mencoba merapatkan meja, memindahkan kopi kita masing-masing dan brownies yang kita pesan. Browniesmu berbeda, kamu tetap memilih brownies ekspresso. Begitupun kopimu, kopi hitam tanpa gula. Aneh, ada yang berbeda darimu. Kamu diam, aku tidak terbiasa diam. Aku tahu, pertemuan ini harus ada hasil. Tidak ada tanda Tanya, aku mau titik dan koma. Aku mau tanda seru. Aku mau kalimat yang digarisbawahi. Aku mau kepastian. hei, aku perempuan. Katakan saja, aku sudah siap. perempuan sudah ditakdirkan siap disetiap keputusan yang dibuat. Kelembutan dan kerentanan kami sesungguhnya kamuflase, karena kami kaum perempuan sebenarnya lebih kuat darimu. Ayo katakan, aku siap.

  Kopi hitam pahit dan brownies ekspresso ini bukan perpaduan yang tepat untukmu. Kafein meningkat, tapi tak ada reaksi keberanian, tidak ada reaksi hormon adrenalin saat ini. Sekalian saja aku pesankan double shoot ekspreso, biar kamu bereaksi. Tapi rupanya aku salah, kamu terlalu sedih, tak bereaksi dengan apapun. Hei, maafkan aku. Baiklah tak kupaksa untuk nyatakan titik atau koma.

  Pertemuan ketujuh antara kamu, aku, brownies ekspresso dan istrimu. Hei! berani sekali kau ajak dia kesini. Ini tempatku menyepi, menyesap kopiku dan menggigit pahitnya brownies ekspresso atau manisnya brownies almond yang kadang berlebihan. Kamu bawa dia kesini. Untunglah aku di sudut ini, tak terlihat, tapi aku bisa melihatmu. Menjadi laki-laki yang disebut masyarakat seorang suami. Yang terikat dengan undang-undang negara dan janji di hadapan Tuhan dan keluarga. Kamu berbeda, kebapakan dan terencana. Tindak-tandukmu dewasa sekali. Berbeda ketika kamu di depanku, seperti anak kecil yang mendambakan pengertian.

  Pahit,

  Siang ini lebih pahit daripada kopi hitam bahkan obat manapun di dunia ini. Aku tahu, adalah tanda titik di akhir hari ini. Tak perlu banyak drama berepisode. Aku tahu, titik adalah jawaban. Jawaban yang terbaik.

  Pertemuan kedelapan di antara antara kamu, aku dan sepotong brownies coklat. Tumben, kamu memilih brownies itu. Manis sekali, apalagi ditambah taburan choco chip. Seperti datang  ke ulang tahun anak umur 7 tahun. Terlalu menarik bagiku. Itu brownies kamu. Aku hanya duduk dengan air mineral di depanku. Aku tidak suka brownies. Sejak kutahu sepotong brownies itu mengandung 370 kalori. Maaf, keanggotaanku di tempat fitness yang ngehits di kotaku, lebih mahal 20 kali lipat daripada sepotong brownies coklat itu.

  Diam,

  Diam yang menenangkan. Aneh, apalagi untuk seorang sanguinis plegmatis yang terbiasa ‘rame’. Aku menikmati diam ini. Hei, jangan-jangan aku berubah menjadi introvert seperti kamu. Menularkah sifat seperti itu?. Mungkin diam ini lebih baik daripada kalimat yang kita suarakan. Sore yang tenang untuk kita. Tidak dengan pengunjung warung kopi mahal ini yang membicarakan diskon di akhir tahun ini. Kamu menghabiskan brownies itu selama tiga jam. Aku menemani selama itu.

  Pertemuan kesembilan antara kamu, aku dan sepotong brownies ekspresso. Aku, kamu dalam satu meja, berbagi sepotong brownies ekspresso. Hei, ini hari minggu. My cheating day. Nggak masalah, asal senin esok, kembali work out. Kamu, tetap tidak masalah dengan jumlah kalori yang menumpuk. Kita berkompromi, sepiring brownies berdua dan dua botol air mineral. Sekompromi itu, menyatukan dunia kita yang berbeda dimensi.

Arin Kusumo adalah seorang ibu rumah tangga penyuka jalan-jalan dan pelatih yoga. Dia juga adalah seorang free diver.

Editor: Ronny Adolof Buol

 



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



TAGGED:
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com