bar-merah

Aksi Kabasaran cilik di panggung GSMS Kota Manado

zonautara.com
Tim tari Kabasaran SD GMIM 31 Zaitun Manado.(Foto: zonautara.com/Rahadih Gedoan)

MANADO, ZONAUTARA.com – Sumringah wajah Eiffel Kumenit (10) sesaat setelah turun panggung. Ekspresinya menyiratkan kebahagiaan karena baru saja berhasil menuntaskan tugas. Teriakan i yayat u santi yang dipimpinnya dan disambut riuh belasan penari cilik lainnya mengundang tepuk tangan yang antusias penonton.

Eiffel bertindak sebagai sarian atau yang memimpin tarian tim Kabasaran SD GMIM 31 Zaitun Manado. Mereka tampil dalam pementasan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) 2018 yang dilaksanakan di Ruang Serbaguna Kantor Walikota Manado, Senin (17/12/2018).

Ia hanya mengangguk malu ketika ditanya apakah nantinya tetap menari Kabasaran lagi atau tidak.

Yohanis Pantouw, pelatih Kabasaran SD GMIM 31 Zaitun Manado, ikut tersenyum lega melihat anak-anak binaannya sukses tampil di panggung.

Dijelaskannya, tari Kabasaran adalah kesenian rakyat Minahasa yg terdapat di desa-desa besar atau negeri yang muncul pada pada acara-acara pesta perayaan dalam busana asli memakai pedang perisai dan tombak.

“Sebagai tarian nasional asal Minahasa, busananya memakai kain sarung tenun selendang dan kain patola atau kain tenun. Sekarang dikembangkan dengan memakai kostum dari kulit kayu,” ujar sosok yang akrab dengan nama Sonny ini.

Dalam program GSMS 2018 Kota Manado, Sonny didampingi Yeni Bojo selaku asisten seniman.

Editor: Rahadih Gedoan



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com