ZONAUTARA.com – Hingga saat ini kebutuhan bawang putih di Indonesia masih dibantu impor. Padahal lahan di di beberapa wilayah ideal untuk ditanami salah komoditas pangan penting bagi masyarakat Indonesia ini.
Data Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat konsumsi bawang putih masyarakat pada 2016 mencapai 465,1 ribu ton sementara produksi hanya sekitar 21,15 ton sehinga terjadi defisit 443,95 ribu ton.
Pada 2017, konsumsi bawang putih diperkirakan mencapai 482,19 ribu ton sedangkan produksi hanya 20,46 ribu ton sehingga terjadi defisit 461,74 ribu ton.
Grafik di bawah ini menunjukkan kebutuhan bawang putih terus meningkat sementara produksi justru menyusut membuat defisit semakin melebar.
Untuk menutup defisit itu Kementan menargetkan akan swasembada bawang putih pada tahun 2021 nanti. Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan, bawang putih hingga akhir tahun ini ditargetkan bisa ditanam sekitar 10,6 ribu hektare (ha). Dan seluruh hasilnya akan dijadikan benih untuk musim tanam 2019 nanti seluas 40 ribu ha.
“Tahun 2020 kami akan tanam besar-besaran bawang putih hingga puncaknya 2021 nanti kita akan tutup kran impor secara signifikan,” kata Suwandi melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (17/12) kemarin sebagaimana dikutip dari fin.co.id.
Kementan menurutnya telah mampu membuat sentra-sentra baru penghasil bawang putih, seperti di Kabupaten Banyuwangi. Pada Maret 2018, ratusan hektaer lahan yang tidak produktif di lereng Gunung Ijen telah mampu panen bawang putih.
Selain Banyuwangi Kementan juga sudah melakukan pemetaan dan menyiapkan daerah-daerah yang cocok untuk pengembangan bawang putih di Indonesia.
Sentra tersebut yakni di Pulau Sumatera meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Benermeriah, Aceh Tenggara, Karo, Tapanuli Utara, Kerinci, Solok, Tanah Datar, Muara Enim, OKU Selatan, Pagaralam dan Lampung Barat.
Sementara di Pulau Jawa meliputi Kabupaten Bandung, Garut, Tegal, Majalengka, Magelang, Temanggug, Wonogiri, Banjarnegara, Magetan, Karanganyar, Mojokerto, Malang dan Batu. Pulau Sulawesi meliputi Minahasa Selatan, Bolmong, Sigi, Parimo, Poso, Banggai, Gowa, Sinjai, Enrekang dan Tator.
Nusa Tenggara meliputi Tabanan, Bangli, Buleleng, Karangasem, Lombok Timur, Bima, Belu, TTS, TTU, Kupang dan Ende. Wilayah Maluku dan Papua meliputi Pulau Buru, Maluku Tengah, Rajaampat, Manokwari, Lanijay, Jayawijaya dan Paniai.
Editor: Ronny Adolof Buol