SITARO, ZONAUTARA.com – Gunung Api Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) terus menunjukan aktivitas vulkaniknya.
Puluhan Kepala Keluarga (KK) di wilayah Kecamatan Siau Barat Utara (Sibarut) pun terpaksa harus diungsikan dengan peningkatan aktivitas Gunung Karangetang yang terus mengeluarkan guguran lava.
Hingga Minggu (3/2/2019), sudah sebanyak 33 KK yang diungsikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kepala Kecamatan (Camat) Sibarut Chaterin Lukas ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, dari dua desa yang terdampak aktivitas Gunung Karangetang, yaitu Desa Kawahang dan Desa Batu Bulan, sebanyak 76 jiwa yang diungsikan ke tempat aman.
“Yang diungsikan hari ini sebagian dari Kawahang dan sebagian Batu Bulan ,” ujar Chaterin kepada Kontributor Zona Utara.
Menurut dia, warga yang diungsikan sudah mulai mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, di antaranya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial (Dinsos) serta dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sitaro.
Proses evakuasi oleh Tim SAR gabungan terhadap puluhan KK tersebut pun dipantau langsung oleh Dandim 1301/Sangihe Letkol Inf Saiful Parenrengi dan Kapolres Sangihe AKBP Sudung F Napitu.
Sementara itu, dilansir dari Magma Indonesia, gempa guguran dari Gunung Api dengan ketinggian 1784 mdpl ini terus mengalami peningkatan. Tremor Menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0.25 mm (dominan 0.25 mm).
Gunung Karangetang ini pun kini berada pada level III atau Siaga.
Terkait aktivitas tersebut pun masyarakat tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas pada radius 2,5 km dari kawah 2 di bagian utara dan perluasan ke sektor Selatan, Tenggara, Barat dan Baratdaya sejauh 3 km.
Selain itu, masyarakat diharapkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak G.Karangetang selama musim hujan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman lahar hujan dan banjir bandang, terutama di sepanjang bantaran kali Batuawang hingga ke pantai.
Editor : Christo Senduk