BITUNG, ZONAUTARA.com – Ada hal yang menarik di Lapangan Singkanaung, Batuputih, Kecamatan Ranowulu, Bitung yang menjadi lokasi gelaran Festival Tangkoko, 20 – 21 Februari 2019.
Lapangan yang dipadati ribuan orang yang ingin menyaksikan festival bertema konservasi itu, nyaris tak terlihat sampah, apalagi sampah plastik.
Di beberapa sudut lapangan, tong-tong sampah disediakan oleh panitia. Pengunjung diminta untuk membuang sampah langsung ke tong sampah.
Bagi warga Batuputih sendiri, kesadaran membuang sampah pada tempatnya sudah cukup tinggi. Walau demikian masih saja ada pengunjung yang tak sadar, membuang sampah sembarangan.
Panitia sendiri menyiagakan beberapa petugas kebersihan yang setiap saat menyisir seluruh area festival dan langsung memunguti sampah yang dibuang sembarangan itu.
Mice (42), salah seorang petugas kebersihan kepada Zonautara.com menjelaskan bahwa dia dan rekan kerjanya memang ditugaskan oleh Pemerintah Kota Bitung untuk siaga selama pelaksanaan kegiatan.
“Saya bertugas dari pagi hingga sore, dan akan memunguti semua sampah yang tak sengaja dibuang sembarangan. Kami senang jika pengunjung langsung membuang sampah pada tempatnya,” ujar Mice.
Mice yang digaji Rp 500 ribu per minggu ini sigap dengan peralatan sapu dan alat angkut sampah. Dia dan rekan-rekannya tak akan membiarkan sedikit pun sampah berserakan.
Pemeritah Kota Bitung memang dalam beberapa tahun terakhir mampu membuat warganya peduli dengan sampah.
Berbeda dengan gelaran festival atau acara-acara besar di lokasi lain, yang sampahnya nanti diangkut setelah acara, di Bitung, petugas ditempatkan untuk segera mengangkut sampah saat itu juga.
Bahkan ketika Festival Selat Lembeh yang dijubeli puluhan ribu orang, Pemerintah Kota Bitung menyiapkan petugas kebersihan yang memunguti sampah hingga ke laut, saat acara sedang berlangsung.
Hal lain yang patut diapresiasi adalah anjuran Pemerintah Kota Bitung untuk membatasi penggunaan air mineral dalam kemasan plastik sekali pakai.
Di lokasi Lapangan Singkanaung tempat berlangsungnya peringatan 100 Tahun Tangkoko itu, tak terlihat sama sekali air mineral dalam kemasan plastik sekali pakai.
Sebagai gantinya, panitia menyediakan galon air untuk isi ulang tumbler yang dibawa oleh pengunjung. Bahkan panitia membagi-bagi tumbler kepada pengunjung lewat berbagai kuis yang digelar.
“Saya juga membawa tumbler. Sudah dibiasakan. Anak-anak saya juga kini bawa tumbler kemana-mana,” ujar Mice.
Peliput: Gitta Waloni
Editor: Ronny Adolof Buol