bar-merah

Amrin terus menunggu anaknya yang terjebak di lubang tambang

BOLMONG, ZONAUTARA.comAmrin Simbala (75), masih terlihat bersemangat di tenda yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolaang Mongondow (Bolmong). Tenda di pertigaan Desa Bakan itu sengaja dibangun sebagai bagian dari Posko Penanganan Musibah Tambang Bakan.

Bakan menjadi sorotan sejak Selasa (26/2/2019), saat salah satu lubang di tambang rakyat yang ada diperbukitan di desa itu longsor. Puluhan petambang terjebak di dalam lubang yang dikerjakan secara manual itu, termasuk Odeng, anak Amrin.

Odeng bekerja sebagai kijang (sebutan untuk buruh angkut) di lokasi tambang yang menurut warga setempat punya potensi besar.

“Anak saya itu pamit dari rumah Selasa siang, katanya mau kerja sebagai kijang di Bakan,” kata Amrin (1/3/2019).

Malamnya, Amrin mendengar kabar, lokasi tempat Odeng bekerja ambruk. Dia bersama keluarganya bergegas menuju lokasi. Tak mudah untuk sampai di titik musibah. Jalan yang biasa ditempuh para petambang cukup terjal, berbatu dan licin. Tapi itu tak menyurutkan langkah Amrin untuk mengetahui kondisi anaknya.

“Sejak hari pertama saya sudah berada di lokasi. Saya sempat berkomunikasi dengan anak saya. Saya panggil-panggil namanya, dan dia menyahut,” cerita Amrin.

Tim penyelamat gabungan yang juga langsung bergerak melakukan upaya pertolongan dibantu warga setempat satu persatu mengevakuasi para korban.

Hingga Kamis (28/2), sebanyak 27 petambang berhasil dikeluarkan dari lubang, 8 di antaranya meninggal. Namun, Odeng tak kunjung tak terlihat.

“Padahal posisi dia tepat di belakang Teddy, Kamis pagi itu dia masih panggil nama saya,” kata Amrin.

Teddy Mokodompit, adalah korban yang dievakuasi Kamis siang. Kakinya harus diamputasi karena terjepit batu besar. Tim penyelamat harus mengamputasi kakinya, sebab jika batu itu disingkirkan, khawatir material diatasnya akan ambruk dan akan terjadi musibah lebih besar.

“Tapi Teddy akhirnya meninggal juga, pas dikeluarkan dari lubang, padahal kakinya sudah dipotong. Anak saya tak tahu bagaimana nasibnya,” kata Amrin.

Hari ini, Amrin bersama warga lainnya dilarang berada di sekitar titik musibah. Tim penyelamat bersepakat mengerahkan alat berat untuk mencari korban lainnya. Tidak ada jumlah pasti, tetapi diduga masih banyak petambang yg terjebak di dalam termasuk Odeng.

“Apapun kondisinya, kami keluarga berharap bisa melihat Odeng untuk terakhir kali, meski dia sudah meninggal,” harap Odeng.

Editor : Christo Senduk



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com