ZONAUTARA.com – Survei Litbang Kompas yang dirilis, Rabu (20/3/2019) kemarin mengejutkan banyak pihak, terutama kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Pasalnya, hasil survei menyebutkan, elektabilitas pasangan Jokowi-Amin turun dalam enam bulan. Penurunannya cukup mengkhawatirkan yakni sebesar 3,4% dan membuat selisih elektabilitas dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tinggal 11,8%.
Kendati survei Kompas itu masih mengunggulkan elektabilitas Jokowi-Amin pada angka 49,2% dibanding elektabilitas Prabowo-Sandi dengan kisaran angka 37,4%, namun data itu membuat publik terhenyak.
Dikutip dari katadata.co.id, Emrus menilai Pemilu Serentak 2019 membuat banyak partai politik pendukung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum bekerja optimal. Partai politik banyak yang lebih fokus bekerja untuk pemilihan legislatif dibandingkan pemilihan presiden.
Emrus mengatakan, partai-partai tersebut cenderung menyelamatkan dirinya sendiri karena adanya ambang batas parlemen sebesar 4%.
“Mereka pasti lebih utamakan kursi caleg ketimbang kursi capres cawapres di Pilpres,” kata Emrus di Jakarta.
Untuk memenangkan Pileg, Emrus bahkan menyebut ada partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf yang tak segan bekerja sama dengan partai oposisi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin juga menilai seharusnya partai-partai dalam KIK tak berkoalisi dengan partai-partai oposisi untuk bisa menarik suara masyarakat.
“Logikanya kan harus bersatu di tingkat koalisi partainya untuk memenangkan pasangan calon 01,” kata Ujang.
Baca juga:
Selisih 11,8 persen, Jokowi-Amin diprediksi menang
Penyebab lain turunnya elektabilitas pasangan calon petahana yakni kampanye Jokowi-Ma’ruf saat ini dinilai tidak menembus masyarakat akar rumput.
Berbagai deklarasi dukungan yang kerap dilakukan untuk Jokowi-Ma’ruf hanya berada di tataran elite. Padahal, dukungan dari masyarakat akar rumput cukup penting untuk menguatkan basis suara Jokowi-Ma’ruf.
“Ini sebenarnya yang menjadi persoalan yang menimpa petahana,” kata Ujang.