ZONAUTARA.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, mengingatkan warga yang tinggal di wilayah rawan untuk mewaspadai kebakaran hutan.
Menurut perkiraan kebakaran hutan dan lahan akan meningkat pada Juli 2019 nanti.
Selama 2018, setidaknya ada 500 ribu hektar luas kebakaran hutan dan lahan. Angka itu naik dua kali lipat jika dibandingkan 165 hektar yang terbakar pada tahun 2017.
Meski ada penurunan secara signifikan jika dibandingkan kebakaran hutan dan lahan pada 2015 yang mencapai 2,61 juta hektar, namun Doni berharap sinergitas semua pihak terjalin.
Perkiraan Badan Meteorologi, Klimatilogi, dan Geofisiki (BMKG) curah hujan rendah akan terjadi di sejulah daerah selama Juli hingga Oktober 2019.
Adapun daerah yang akan mengalami kekeringan meteorologi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara; sementara daerah seperti Riau, Palembang, Jambi, serta sebagian besar Kalimantan berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan.
Menurut catatan BMKG Minahasa Utara, wilayah di Sulawesi Utara yang musim kemaraunya lebih awal meliputi daerah Bolang Mongondouw Utara, Bolang Mongondouw dan Kotamobagu, Minahasa selatan, sebagian Minahasa dan sebagian Tomohon, daerah Likupang dan Wori.
Baca juga: Ini perkiraan musim kemarau di Sulut
Sementara puncak musim kemarau 2019 di Sulawesi Utara diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus–September 2019. Khusus daerah Bolang Mongondouw Selatan puncak musim kemarau di prediksi akan terjadi pada bulan Februari 2020.
Untuk membantu memonitor titik api risiko kebakaran hutan dan lahan, dapat memantau lewat peta yang dibuat oleh Globalforestwatch.org dibawah ini:
Titik kebakaran hutan dan lahan di Sulawesi Utara pada tahun 2015 dan 2016 ( http://appgis.dephut.go.id)