MANADO, ZONAUTARA.com – Upaya menjaga kelestarian dan semangat mengangkat budaya lokal yang berjalan beriringan, memberikan inspirasi kreatif bagi Renaldo Kumendong. Tari Kabasaran yang makin digandrungi kalangan generasi muda tentu membuat permintaan aksesoris untuk melengkapi hiasan kostum jadi sangat dibutuhkan.
Aldo, demikian sapaan akrabnya, mengganggap aksesoris Kabasaran yang tertentu tak harus asli. Kalau semuanya harus asli, seperti tengkorak yaki (macaca nigra), justru bisa merusak kelestarian ekosistem.
“Kalau ada grup Kabasaran yang baru dibentuk, misalnya anggotanya ada 6 orang, berarti akan ada 6 yaki yang diburu. Semangat mengangkat budaya lokal Minahasa sudah baik, tapi tindakan memburu satwa yang dilindungi itu tidak terpuji. Itulah mengapa saya bereksperimen dengan membuat tengkorak yaki dari bahan fiber,” kata Aldo, yang juga pentolan Sanggar Vox Teater Club.
Harga satu tengkorak yaki dijualnya murah, yaitu hanya Rp 100.000. Untuk bahan, fiber cair dipesannya dari Surabaya karena di Manado belum dijual. Ia mencampurkan fiber cair dengan satu bahan lagi yang dirahasiakan untuk membuat hasil cetakan jadi sangat kuat.
Proses pembuatannya tidak lama. Malah, imbuhnya, kalau ada yang ingin memesan, bisa ditunggu karena hanya memakan waktu 10 menit pengerjaannya. Sebenarnya bukan hanya tengkorak yaki yang bisa dibuat. Aksesoris lain seperti taring juga bisa.
“Selain bisa untuk keperluan aksesoris Kabasaran, tengkorak fiber bisa juga menjadi bahan pajangan yang artistik. Bagi yang tertarik dan ingin memesannya bisa datang ke sekretariat Sanggar Vox Teater Club yang beralamat di SMK Negeri 4 Manado,” ujarnya.
Editor: Rahadih Gedoan