ZONAUTARA.com – Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2019 secara umum di semua provinsi di Indonesia masih terkendali. Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi IHK Agustus 2019 secara month to month (m to m) sebesar 0,12 persen.
Posisi tersebut secara m to m turun dari level bulan sebelumnya sebesar 0,31 persen, dipengaruhi inflasi inti yang tetap terjaga serta deflasi pada kelompok komponen bergejolak (volatile food) dan kelompok Harga yang diatur Pemerintah (administered prices).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko melalui siaran pers, mengatakan bahwa dengan perkembangan tersebut inflasi IHK Agustus 2019 secara year on year (y on y) tercatat 3,49 persen. Posisi itu sedikit lebih tinggi dari angka inflasi bulan sebelumnya yang secara y on y sebesar 3,32 persen.
“Ke depan, BI tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil di tengah tantangan gangguan cuaca akibat kemarau panjang yang diperkirakan dapat berdampak pada pasokan bahan pangan. Inflasi 2019 diprakirakan akan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5±1 persen dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada 2020.
Inflasi inti, menurutnya, tetap terjaga meskipun angka bulanan sedikit meningkat dibandingkan dengan level inflasi bulan sebelumnya. Inflasi inti secara m to m tercatat sebesar 0,43 persen pada Agustus 2019, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,33 persen. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 3,30 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi inti bulan lalu sebesar 3,18 persen.
“Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan secara m to m sebesar 3,97 persen atau secara y on y sebesar 12,64 persen sejalan dengan kenaikan harga komoditas emas global, serta kenaikan biaya pendidikan, tarif sewa rumah, dan tarif rumah sakit. Sementara itu, perkembangan harga barang lain di kelompok inflasi inti tetap terkendali ditopang konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya,” terangnya.
Dijelaskannya lagi, kelompok volatile food tercatat deflasi sejalan dengan pasokan pangan yang memadai. Kelompok volatile food pada Agustus 2019 mencatat deflasi secara m to m sebesar 0,25 persen, menurun dibandingkan dengan inflasi 0,89 persen pada bulan sebelumnya.
“Deflasi volatile food terutama didorong oleh penurunan harga komoditas bawang merah, daging ayam ras, bawang putih, dan sayur-sayuran,” kata Onny.
Sementara itu, komoditas aneka cabai, ikan segar, dan kentang mencatat inflasi. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food secara y on y tercatat sebesar 5,96 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,90 persen.
“Kelompok administered prices kembali mencatat deflasi seiring dengan penurunan tarif angkutan udara. Kelompok administered prices pada Agustus 2019 mencatat deflasi secara m to m sebesar 0,40 persen, sedikit lebih dalam dibandingkan dengan deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,36 persen,” jelas Onny
Deflasi kelompok administered prices, lanjutnya, terutama disebabkan oleh koreksi tarif angkutan udara, khususnya maskapai berbiaya murah, sejalan dengan pola musiman penurunan permintaan. Secara tahunan, perkembangan inflasi kelompok administered prices secara y on y tercatat 1,87 persen pada Agustus 2019 atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,22 persen.
Editor: Rahadih Gedoan