ZONAUTARA.com – Peneliti Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra menyebut kandungan zat pada daging ular dan kelelawar didominasi oleh protein.
Kelelawar dan ular diduga menjadi pemicu virus corona yang menyerang masyarakat yang tinggal di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Meskipun persentase virus corona hanya berkisar 34 persen untuk kasus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) sebesar 15 persen tetapi mesti diwaspadai penyebarannya.
Saat manusia mengkonsumsi daging ular dan kelelawar, potensi untuk membawa penyakit tinggi karena keduanya termasuk hewan liar.
“Kandungan dominan mungkin protein. Bahayanya, karena hewan tersebut liar, potensi membawa penyakitnya juga tinggi. Kita tidak tahu mereka dari mana, mangsanya apa saja,” kata Sugiyono seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Biasanya, tubuh ular mengandung sejumlah bakteri, salah satunya adalah Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan dan masalah pencernaan.
Selain bakteri, mengkonsumsi daging ular juga rentan terkena infeksi parasit seperti trichinosis, pentastomiasis, gnathostomiasis, dan sparganosis.
Saat ditanya apakah ada efek yang terlihat saat daging ular dan kelelawar masuk ke dalam tubuh manusia, Sugiyono mengatakan efeknya seperti memakan daging biasa kecuali jika daging membawa toksin atau penyakit.
“Mungkin seperti makanan lain. Di beberapa daerah seperti di Minahasa, efek khasiat mungkin juga karena sugesti. Efek signifikan lain, kalau daging tersebut ternyata membawa toksin atau penyakit seperti virus rabies atau corona, yang tentunya berbahaya bagi kesehatan,” tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah peneliti mengatakan ular krait dan kobra dianggap menjadi sumber asli penyebaran virus corona.
Ular krait China adalah spesies ular elapid yang berbisa dan ditemukan di sebagian besar China tengah, selatan, dan Asia Tenggara.
Ular sering berburu kelelawar di alam liar. Laporan menunjukkan bahwa ular dijual di pasar makanan laut lokal di Wuhan, meningkatkan kemungkinan bahwa 2019-nCoV (kode protein) mungkin telah melompat dari spesies inang – kelelawar – menjadi ular dan kemudian ke manusia pada awal wabah corona virus ini.
Sumber: CNN Indonesia