MANADO, ZONAUTARA.COM – Para penjahit di Kota Manado memanfaatkan peluang ditengah langkanya ketersediaan masker, dengan memproduksi secara rumahan masker berbahan kain.
Ditemui di Shopping Center Manado, Pasar 45, puluhan penjahit terlihat sedang mengerjakan pembuatan masker.
“Ini sejak dari Jumat minggu lalu saya bikin. Soalnya yang datang menjahit sepi. Jadi kami produksi maskernya,” ujar Salim (30), salah satu penjahit, Rabu (25/3).
Salim mengaku dalam sehari dia bisa memproduksi sebanyak 300 lembar masker. Itu pun dia masih kewalahan dengan pesanan yang datang.
“Begitu selesai langsung habis, malah saya kewalahan” aku Salim.
Satu lusin masker dijual Salim seharga Rp 60 ribu. Para pengecer kemudian menjual kembali selembar masker seharga Rp 10.000.
Lian, penjahit lainnya mengatakan bahwa dirinya sengaja memproduksi masker karena melihat warga yang kesulitan mencari masker di apotek dan toko-toko.
“Awalnya ada yang datang tanya kalau bisa jahit masker. Lalu saya coba buat dalam jumlah banyak, ternyata laku. Jadi bikin sampai sekarang,” aku Lian.
Warga di Manado dan sekitarnya memang kesulitan mencari masker sejak isu corona mencuat. Apalagi dua pekan lalu, satu orang warga Manado dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Sejak itu masker menjadi barang langka.
Koordinator Lapangan Toko Alat Kesehatan Dunia Medika, Nixon Walukouw menjelaskan bahwa permintaan masker dari warga sangat tinggi.
“Kami harus membatasi pembelian per orang. Hanya bisa beli dua sachet per orang. Itupun stok per hari sangat terbatas,” jelas Nixon.
Warga yang mengantri di Dunia Medika membayar Rp 15 ribu untuk satu sachet masker yang berisi tiga lembar. Warga juga memburu alkohol, sarung tangan dan termometer.
Maida, warga Tomohon yang harus turun ke Manado mencari masker dan alkohol mengaku mencari kedua barang tersebut sebagai upaya pencegahan penularan corona.
2 pasien positif
Hingga saat ini, di Kota Manado sendiri sudah ada dua pasien positif terjangkit corona. Kedua pasien tersebut sudah diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Prof Kandou Manado.
“Iya, yang pasien kedua sudah dibawa ke RSUP Kandou untuk diisolasi,” jelas Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut, dr. Steaven Dandel.
Menurut Dandel, pasien kedua yang hasil laboratoriumnya positif dan diumumkan Selasa kemarin itu, sebelumnya tidak menunjukkan gejala corona.
“Dia ada orang dengan kontak resiko tinggi dengan pasien pertama yang dinyatakan positif,” kata Dandel.
Adanya dua pasien yang sudah positif di Manado ini memicu kekhawatiran warga Manado bahkan Sulawesi Utara terhadap penyebaran wabah virus corona.
“Tentu kami sangat khawatir, karena Manado sudah menjadi salah satu wilayah penyebaran corona,” kata Jane, warga Manado.
Editor: Ronny Adolof Buol