BOLMONG, ZONAUTARA.COM – Pemerintah RI terus menggaungkan rencana penerapan tatanan hidup normal baru atau new normal meski pendemi covid-19 masih terus berlangsung.
Hingga Rabu 15 Juli 2020, kasus terkonfirmasi positif covid-19 secara nasional telah melewati angka 80 ribu orang. Sementara di Sulawesi Utara, saban hari kasus positif covid-19 juga terus mengalami peningkatan hingga melewati jumlah 1.700 orang.
Di sisi lain, dengan adanya kebijakan new normal, berbagai kegiatan diharapkan bisa berjalan kembali meski vaksin covid-19 belum ditemukan. Pemerintah menyatakan, new normal bukan berarti pelonggaran pembatasan. Akan tetapi, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus corona. Namun, new normal ini justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan tenaga kesehatan (nakes) khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Hal itu diakui Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datoe Binangkang Kabupaten Bolmong, dr. Debby Kullo. Menurut Debby, kekhawatiran itu sesuatu yang wajar dan berdasar. Pemberlakuan new normal yang tidak disertai dengan upaya antisipatif lainnya bukan tidak mungkin akan memperparah kondisi penyebaran virus.
“Bisa terjadi klaster-klaster baru (misalnya) dari sekolah, terjadi potensi peningkatan kasus infeksi covid-19 pada anak dan juga berpotensi menularkan ke keluarga di rumah,” kata Debby, saat temui di ruang kerjanya, Selasa 14 Juli 2020.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bolmong itu menuturkan, yang menjadi kekhawatiran terbesar adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di Bolmong. Pasalnya, tidak semua nakes dibolehkan bertugas dan menangani langsung pasien yang terpapar covid-19. Pun jika menangani, mereka harus yang benar-benar dalam kondisi sehat.
“Tenaga medis yang berusia di atas 40 tahun tidak kita bolehkan menangani pasien covid-19. Apalagi yang sudah memiliki penyakit kronis. Mereka itu sangat rentan tertular dan berisiko tinggi,” tuturnya.
Untuk sarana dan prasarana penunjang lain seperti fasilitas kesehatan menurut Debby tidak menjadi masalah. Saat ini saja, pihak RSUD telah menyiapkan tiga gedung dengan kapasitas 36 tempat tidur dan belum pernah digunakan. Begitu juga dengan ketersediaan peralatan kesehatan. Tapi lagi-lagi, yang menjadi kekhawatiran adalah keterbatasan tenaga kesehatan.
“Kita tetap akan memaksimalkan tenaga yang ada, karena memang tugas dokter dan tenaga kesehatan lainnya adalah berhadapan dengan penyakit. Namun dalam kondisi tidak terkendali secara jumlah makin meningkat, obat dan vaksin juga belum ada, menjadikan situasi yang sangat mengkhawatirkan,” jelas Debby, sembari berharap masyarakat khususnya di Kabupaten Bolmong agar tetap disiplin dan mematuhi protokol kesehatan di tengah pendemi covid-19 saat ini.
Sementara itu, Bupati Bolmong, Yasti Soepredjo Mokoagow mengaku, Pemkab Bolmong belum mengambil sikap terkait rencana penerapan new normal. Menurutnya, pola hidup normal baru hanya diberlakukan bagi daerah yang masuk dalam zona hijau.
“Bolmong belum ada persiapan untuk New Normal, karena kita tidak masuk dalam 102 Daerah yang ditetapkan untuk penerapan tatanan kehidupan baru. New Normal itu berlaku jika Bolmong sudah tidak ada lagi pasien terkonfirmasi positif covid-19,” aku Yasti beberapa waktu lalu.
Top Eksekutif Pemkab Bolmong itu menyebut, jika semuanya sudah membaik, maka bukan tidak mungkin pihaknya juga akan menerapkan new normal.
“Bila semua pasien dinyatakan sembuh maka Insya Allah, dua hingga tiga bulan kedepan kita bisa menerapkan new normal. Tapi untuk saat ini, saya minta masyarakat tetap patuh dan menjalankan protokol kesehatan. Pakai masker, rajin cuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan jika belum terlalu penting maka sebaiknya jangan dulu keluar rumah,” pungka Yasti.
Editor: Ronny Adolof Buol