TAHUNA, ZONAUTARA.com – Kepulauan Sangihe masih dirundung duka yang panjang. Betapa tidak, Yumbure Kalenggihang, Sang Legenda dan tokoh Kepulauan Sangihe, satu dari sedikit orang yang menjadi benteng terakhir budaya daerah itu, telah meninggalkan dunia yang fana untuk selama-lamanya.
Tak ada lagi yang bisa memainkan dengan apik musik Oļi, musik khas Kepulauan Sangihe, sedalam Bu’ Yumbure, sapaan akrabnya. Bu’ Yumbure tak hanya mengabdikan dirinya untuk pelestarian musik Oļi saja, namun ia juga dikenal sebagai tokoh dalam musik Sasambo, khas Kepulauan Sangihe.
Tak heran, sebagai bentuk penghargaan atas peranannya yang sangat besar dalam melestarikan budaya Kepulauan Sangihe ini, profilnya yang sedang menabuh Tangonggong sempat dijadikan lukisan di salah satu tembok di tengah kota Tahuna.
Kepergian Bu’ Yumbure sekaligus menjadi tanda awas. Pasalnya, menurut Stenly Pontolawokang, tokoh muda Kepulauan Sangihe yang dikenal dekat dengan Bu’ Yumbure, anak-anaknya tidak sempat belajar kekayaan pengetahuan budaya yang dimiliki Bu’ Yumbure.
“Sangat disayangkan tak ada lagi penerus dari keluarga mendiang Bu’ Yumbure,” kata Stenly, Jumat (18/09/2020).
Bu’ Yumbure, kata Stenly, juga menguasai 8 irama dalam musik Sasambo. Sementara Sasambo yang familiar di kalangan masyarakat Kepulauan Sangihe hanya 4 irama saja, yaitu Sasahola, Lagung Balang, Lagung Bawine, dan Sonda.
“Empat lainnya sudah tidak lagi dimainkan karena berhubungan dengan agama tua, yaitu Elehu Ake, Ogho U Lendu, Sangi U Wala, dan Ondoro Wango. Bu’ Yumbure menguasainya,” ujarnya.
Bu’ Yumbure berpulang pada usia 68 tahun di RSD Liun Kendage Tahuna. Ia meninggal dunia tanggal 12 September 2020, pukul 21.20 WITA.
Jenasah dimakamkan pada tanggal 14 September 2020 pukul 14.00 WITA di rumah keluarga Kalenggihang Dinding, Kampung Manumpitaeng, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pemakaman Bu’ Yumbure di Kampung Manumpitaeng, dihadiri Bupati Yabes Esar Gaghana dan Wakil Bupati Helmud Hontong.
“Pesan almarhum sebelum meninggal bahwa harus ada iringan Sasambo di upacara pemakaman,” kata Stenly mengenang pesan Bu’ Yumbure sebelum berpulang.