BITUNG, ZONAUTARA.com – Masa pandemi Covid-19 saat ini memiliki tantangan tersendiri bagi guru-guru di SMK Negeri 2 Bitung dalam menjalankan proses belajar-mengajar yang meniadakan tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Kepala SMK Negeri 2 Bitung Meryati Taengetan mengatakan, dengan metode pembelajaran seperti ini, SMK Negeri 2 Bitung hanya 60 persen bisa menerapkan proses belajar daring dan 40 persen proses belajar luring.
“Ada 1.743 siswa yang tersebar di 11 jurusan keahlian siswa kami. Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, maka mengharuskan belajar secara daring dan luring,” kata Meryati, Jumat (02/10/2020).
Dalam pembelajaran daring, lanjutnya, para guru ada yang mengajar dengan menggunakan grup class room, WhatsApp (WA), dan video. Semua itu adalah hasil kreativitas dari para guru mata pelajaran sehingga siswa bisa mengerti dalam proses pembelajaran.
“Dengan berbagai cara mereka lakukan agar para siswa bisa paham apa yang mereka ajarkan melalui pembelajaran daring,” jelas Kepala SMK Negeri 2 Bitung.
Katanya, khusus pembelajaran luring dibuat kelompok. Para siswa dikumpul di suatu tempat dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan dibatasi jumlahnya.
“Ada modul juga dibuat oleh sekolah dan para siswa juga datang menyelesaikan modul tersebut di sekolah dengan cara bergantian dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19,” ujarnya.
Menurutnya, dalam pembelajaran daring, pihaknya dapat bantuan paket data dari Kemendikbud dan juga tablet untuk membantu siswa agar bisa belajar. Orang tua sangatlah berperan penting dalam pembelajaran daring dan luring di masa pandemi kali ini dan dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
“Kami berharap pandemi virus corona ini cepat berakhir sehingga bisa beraktivitas normal seperti biasa dan para siswa bisa bertatap muka langsung di Sekolah,” kata Meryanti.
Selvi Widati, guru teknik gambar listrik di SMK Negeri 2 Bitung, mengatakan bahwa pembelajaran daring dilakukan dengan beberapa cara baik melalui grup class room dan group WA.
“Kalau signal bagus pembelajaran dilakukan secara daring dan kalau tidak bagus signalnya maka siswa belajar secara luring. Banyak tantangan dalam pembelajaran di masa pandemi kali ini. Kami buat kelompok bagi mereka,” kata Selvi.
Kesulitan pembelajaran daring, imbuhnya, kalau jaringan di daerah itu buruk, maka pembelajaran bisa putus-putus. Kalau luring ia membawakan materi di sekolah.
“Di masa pandemi ini, ada untungnya karena para siswa termotivasi untuk belajar sendiri dan orang tua juga termotivasi membantu anaknya belajar. Sampai saat ini pembelajaran daring dan luring bisa teratasi dengan baik,” ujarnya.
Penulis : Zulkifli Madinah