ZONAUTARA.com – Tidak banyak informasi yang didapatkan tentang penyebab kematian dokter Amir Hakim Hanaehan Siregar yang dikabarkan terpapar Covid-19. Namun kabar duka berpulangnya mantan Wakil Ketua III DPRD Kepulauan Riau (Kepri) periode 2014-2019 itu disampaikan beberapa kolega via grup WhatsApp.
Dokter Amir menghembuskan nafas terakhirnya tepatnya pada hari Minggu, 31 Mei 2020.
Semasa hidupnya, dokter Amir yang sempat menjadi politisi dari Partai Hanura Kepri ini, dikenal sebagai dokter spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) sebagaimana gelar SpOG (K) yang diraihnya.
Lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1985, ia lanjutkan dengan mengambil spesialis Obstetrik dan Ginekologik dan lulus tahun 1993 di universitas yang sama.
Ia juga memiliki jejak karir politik sebagai anggota DPRD dari fraksi Partai Hanura dan menjadi Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Kepri. Nama beliau juga sempat tercatat sebagai Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI-UI) Kepri pada 2017 lalu.
Melalui laporcovid19, Sulastri menulis kesaksiannya bahwa dokter Amir sangat care dan membantu program kesehatan ketika menjadi anggota DPRD Kepri.
“Semoga Allah ganjari dengan pahala yang berlipat. Selamat jalan, dok. Kepri kehilangan salah satu putra terbaiknya,” kenang Sulastri.
Dedikasinya terhadap dunia kesehatan juga ia wujudkan dalam Rumah Sakit Kasih Ibu yang ia dirikan di kawasan Batam Center, Kota Batam. Sebagai dookter, ia pernah praktek di pedalaman Kalimantan Tengah selama 3 tahun.
Dokter Amir meski lahir di Medan, ia menghabiskan masa kecilnya di Jakarta. Amir Hakim kecil pernah bersekolah di TK Persit Siliwangi Jakarta. Dia menempuh pendidikan dasar di SD Warung Panjang Jakarta. Lulus dari sana, dia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri V Jakarta.
Sosok dokter Amir aktif di FKPPI, Pemda Panca Marga, dan IDI. Ia sempat maju sebagai kandidat Walikota Batam pada Pilkada Batam 2011. Saat itu dokter Amir berpasangan dengan Syamsul Bahrum, bersaing dengan sejumlah kandidat lainnya. Hanya saja, posisi Kepala Daerah akhirnya diraih pasangan Ahmad Dahlan-Rudi yang memenangkan Pilkada kala itu.
Begitulah perjalanan hidup dokter Amir sebagai seorang pahlawan yang memiliki banyak perjuangan bagi masyarakat sampai akhir hayatnya.