bar-merah

Analisis singkat konten video pernyataan Aliansi Dokter Dunia tentang Covid-19

zonautara.com
Video informasi palsu yang beredar di Facebook.(Image: captured from Facebook)

ZONAUTARA.com – Konten pada video yang disebarkan oleh kelompok Aliansi Dokter Dunia dalam dunia akademis termasuk ke dalam misinformasi. Kajian Covid-19 misinformasi terdiri dari tiga yaitu misinformasi terhadap keyakinan yang bersifat umum, keyakinan terhadap teori konspirasi, dan keyakinan dari agama [1].

Konten informasi dalam video ini dapat diidentifikasikan sebagai misinformasi yang muncul dengan menyamakan Covid-19 dengan influenza. Kita tahu penyebab, dinamika transimisi dan akibat dari keduanya pun berbeda. Hal ini bisa berhubungan dengan adanya empat hal di antaranya:

1) keyakinan terhadap penanganan pandemi;

2) kepatuhan untuk mencegah Covid-19 seperti menggunakan masker;

3) keyakinan terhadap keamanan vaksin; dan

4) minat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 [2].

Realitanya isu Covid-19 bisa disalahartikan karena virus adalah mikroorganisme mikro yang tak kasat mata. Kehadirannya baru dapat dirasakan saat mikroorganisme khususnya yang bersifat pathogen tersebut dapat menimbulkan manifestasi gejala penyakit pada makhluk hidup.

Oleh karena itu kita perlu memahami situasi/ kondisi terkini dengan melihat perkembangan data yaitu kasus aktif, kasus kematian, maupun kasus kesembuhan baik nasional maupun internasional.

Misinformasi dapat mempengaruhi respons individu terhadap informasi. Masyarakat harus didorong untuk mengevaluasi kredibilitas informasi serta merujuk informasi tentang Covid-19 kepada lembaga yang dapat dipercaya seperti WHO, PBB, CDC [1].

Di Indonesia tentunya sumber terpercaya diperoleh dari Kemenkes dan Satgas COVID-19 [3].  Selain itu untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan counter informasi oleh jurnalis dan pengamat yang memiliki ideologi konservatif di media (tokoh masyarakat/ tokoh terpandang) yang memiliki akses thd data dan informasi yang valid.

Memang benar adanya perkembangan upaya pengendalian Covid-19 mengalami kemajuan yang lebih terkendali namun protokol kesehatan termasuk menggunakan masker harus dilakukan secara ketat

Sumber:

1. Z. Barua, S. Barua, S. Aktar, N. Kabir, and M. Li, “Effects of misinformation on COVID-19 individual responses and recommendations for resilience of disastrous consequences of misinformation,” Prog. Disaster Sci., vol. 8, p. 100119, 2020, doi: 10.1016/j.pdisas.2020.100119.

2. D. Romer and K. H. Jamieson, “Conspiracy theories as barriers to controlling the spread of COVID-19 in the U.S.,” Soc. Sci. Med., vol. 263, p. 113356, 2020, doi: 10.1016/j.socscimed.2020.113356.

3. G. Andrade, “The role of psychiatrists in addressing COVID-19 conspiracy theories,” Asian J. Psychiatr., vol. 53, p. 102404, 2020, doi: 10.1016/j.ajp.2020.102404.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com