ZONAUTARA.com – Menyusul meninggalnya seorang pasien dengan status PDP di IGD RSUD Purwodadi, pemeriksaan usap dilakukan kepada dokter Sovian Endy Pradjoko dan hasilnya menunjukkan positif Covid-19.
Beliau sempat dirujuk ke RSUD dr. Moewardi Solo, tapi pada akhirnya beliau meninggal dunia pada hari Rabu (08/07/2020) pukul 16.10 WIB dan dimakamkan di TPU Tawangharjo, Purwodadi.
Setelah meninggal, jenazah dokter Endy kemudian dibawa ke RSUD dr Soedjati Purwodadi, dan dilakukan upacara pelepasan yang dipimpin langsung Bupati Grobogan Sri Sumarni. Hadir dalam upacara pelepasan jenazah itu, Sekretaris Daerah Mohammad Soemarsono, serta jajaran Forkopimda lain dan rekan-rekan medis RSUD dr Soedjati Purwodadi.
”Beliau adalah garda terdepan dalam penanganan covid-19 di RSUD dr Soedjati Purwodadi ini. Saya tidak bisa berkata apa-apa, karena beliau sangat berjasa bagi masyarakat Kabupaten Grobogan,” ucap Bupati dikutip dari laman suarabaru.id.
Dia juga mengungkapkan, atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Grobohan, menyampaikan duka yang mendalam. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Penghormatan terakhir dan pelepasan jenazah disaksikan langsung oleh Bupati Grobogan, Sri Sumarni, Kapolres Grobogan AKBP Jury Leonard Siahaan, Dandim 0717/Purwodadi Letkol Asman Mokoginta, dan Sekda Moh Sumarsono. Hal ini sebagai penghormaan mengenang jasa beliau yang merupakan garda terdepan dalam penanganan covid-19 di RSUD dr Soedjati Purwodadi.
Pria kelahiran 6 September 1978 ini dengan sapaan akrabnya dr Endy, merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang. Dokter Endy, begitu sapaan akrabnya, menamatkan kuliah kedokterannya di Fakultas Kedokteran Unissula Semarang pada tahun 2004.
Sehari-hari bertugas sebagai dokter umum di RSUD dr. Soedjati Purwodadi sejak 10 tahun yang lalu. Banyak orang menilai, dr Endy merupakan sosok yang baik hati, halus dan tulus.
”Dokter Endy ini teman sekolah waktu di SMP dan SMA. Selama saya mengenal beliau, orangnya halus dan baik hatinya. Setiap bertutur kata selalu halus. Tapi dari awal kita tahu, kalau beliau ini menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien di IGD RSUD dr Soedjati Purwodadi,” ungkap Heddy Adriyansah yang merupakan rekan almarhum saat bersekolah di SMPN 1 Tawangharjo dan SMAN 1 Purwodadi.
Hal yang sama diungkapkan Tri Handoko, yang sehari-harinya bertugas sebagai driver ambulans di RSUD dr Soedjati Purwodadi. Bagi Handoko, dia melihat sosok dr Endy sebagai sosok yang baik dan lemah lembut.
”Beliau sosok yang baik. Orangnya suka bercanda dengan siapa pun, tanpa mengenal kaya ataupun miskin orang yang diajaknya bercanda itu. Beliau juga suka berbagi. Sangat halus saat berbicara kepada siapa saja. Istilah jawanya, beliau ngajeni orang-orang di sekitarnya, tanpa memandang kaya ataupun miskin,” kenang Handoko di kolom komentar laman nakes.laporcovid19.org.
Isak tangis menyelimuti pelepasan jenazah dokter Endy. Terlihat jajaran perawat dan dokter berkali-kali menyeka air matanya, melepas kepergian dokter yang baik hati itu.
Saat masa isolasi, dokter Endy sempat menyanyikan lagu ‘Tak Ingin Sendiri’, yang pernah dipopulerkan Dian Pieshesa. Video itu diunggah di akun Instagram milik Dinas Kesehatan Grobogan.
Unggahan video ini dilihat ribuan pemirsa. Beberapa di antara mereka menyampaikan ucapan duka yang mendalam, atas kepergian dokter terbaik di RSUD dr Soedjati Purwodadi itu.
Satu lagi pahlawan yang menjadi korban dalam perjuangan melawan pandemi korona. Semoga pengorbanannya tidak sia-sia.