ZONAUTARA.com – Sebuah penelitian terbaru mengungkap fakta penting mengenai bahan alami yang mampu melawan Covid-19. Penelitian ini dilakukan Prof. Dr. Trina Tallei bersama koleganya yang tergabung dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 dari Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN, yang dilaksanakan sejak awal Agustus 2020 sampai pertengahan November 2020.
Berdasarkan hasil evaluasi Prof Trina, begitu sapaan akrab akademisi UNSRAT ini, bersama koleganya, kandungan bromelain yang dimiliki buah nanas berpotensi melawan Covid-19.
Baca juga: Nanas, si Ratu Buah yang Manfaatnya Melimpah
Kepada wartawan Zona Utara, Prof Trina menjelaskan bahwa bromelain merupakan suatu campuran enzim-enzim pencerna protein (disebut juga dengan enzim proteolitik). Enzim ini sangat mudah diserap oleh tubuh tanpa kehilangan aktivitasnya maupun memberikan efek samping yang bermakna.
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa bromelain memiliki aktivitas fibrinolitik (mencegah pembentukan gumpalan atau pembekuan darah), antiedema (mencegah pembengkakan), antitrombotik (mencegah proses koagulasi dalam pembuluh darah yang berlebihan), dan anti-inflamasi (mencegah peradangan).
“Selain itu, bromelain telah diteliti memiliki manfaat terapeutik seperti meringankan beberapa penyakit seperti bronchitis, sinusitis, diare, dan beberapa gangguan jantung dan pembuluh darah. Bromelain juga telah diteliti meningkatkan penyerapan obat, terutama antibiotika,” ujarnya, Minggu (29/11/2020).
Dijelaskannya lagi, bromelain memperlihatkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri Gram negatif maupun positif seperti Bacillus subtilis, Streptococcus pyogenes, Corynebacterium spp, Streptococcus sanguis (10556 ATCC), Enterococcus faecalis, Escherichia coli, Proteus spp dan Pseudomonas aeruginosa.
“Mekanisme antibakteri dari bromelain belum diketahui secara pasti akan tetapi diduga menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghidrolisis beberapa ikatan peptida pada dinding bakteri. Bromelain juga memperlihatkan aktivitas antikanker terhadap sel-sel kanker payudara, melanoma, human epidermoid carcinoma, malignant peritoneal mesothelioma. Mekanisme penghambatan bromelain terhadap sel-sel kanker yaitu dengan menghambat proliferasi sel-sel kanker,” terangnya.
Pada penelitian itu, dengan menggunakan simulasi computer, memerlihatkan bahwa bagian karbohidrat dari bromelain menunjukkan ikatan yang sangat kuat dengan protein Spike dari SARS-CoV-2 terutama pada bagian receptor binding domain yang merupakan komponen utama dari virus corona ini untuk berikatan dengan Angiotensin converting enzyme 2 (ACE2).
“Enzim ACE2 ini menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel di beberapa organ manusia, seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus. Ini artinya bahwa komponen karbohidrat dari bromelain ini mampu menghambat masuknya virus corona ke dalam sel manusia,” jelas Prof Trina.
Hasil molekuler docking menunjukkan bahwa CMB (komponen karbohidrat dari bromelain) menekan respons imun, sedangkan hasil way2drug menunjukkan bahwa CMB bersifat imunostimulan. Hal ini sejalan dengan penelitian Engwerda et al. (2001) bahwa bromelain secara bersamaan dapat meningkatkan atau menghambat respon sel T secara in vitro dan in vivo. Ini berarti bahwa bromelain memiliki aktivitas imunomodulator sehingga memiliki implikasi medis untuk dipertimbangkan sebagai agen imunomodulator atau adjuvan vaksin.
“Kesimpulan yang kami dapatkan: Berdasarkan prediksi in silico, CMB memiliki afinitas pengikatan yang baik dengan reseptor sitokin proinflamasi IL-6, IL-1β, TNF-alpha, dan IκBα / NF-κB P65. CMB memiliki afinitas yang sangat kuat dengan tempat pengikatan TNF-alpha dan IL-1β sehingga dapat menjadi kandidat senyawa baru sebagai agen imunomodulator. Meskipun demikian, tes lebih lanjut termasuk in vitro dan in vivo dari kemampuan antiinflamasinya diperlukan untuk memvalidasi hasil penelitian ini,” kata Prof Trina.
Penelitian yang dipimpin Prof Trina ini beranggotakan 7 peneliti, yaitu Prof. Dr. Fatimawali, M.Si. Apt. (UNSRAT); Dr. (C) Nurdjannah Jane Niode, dr., SpKK(K) (UNSRAT); Dr. dr. Billy J. Kepel, M.Med.Sc. (UNSRAT); Prof. Dr. rer.nat. Rinaldi Idroes (UNSYIAH); Dr. rer.nat. Yunus Effendi, M.Sc. (Uni. AL-AZHAR); Dr. Diah Kusumawaty, M.Si. (UPI); Dr. Souvia Rahimah, S.TP., M.Sc. (UNPAD).