ZONAUTARA.com – Tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Penyandang Disabilitas Internasional. Terkait hal tersebut, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Michael R. Pompeo mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah momen yang tepat untuk menegaskan kembali komitmen dan dukungan AS terhadap inklusi sepenuhnya para penyandang disabilitas dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
“Kami ingin tunjukkan dengan rasa bangga bagaimana publik dan swasta dengan gigih menegakkan undang-undang disabilitas untuk warga Amerika atau yang dikenal dengan Americans with Disabilities Act (ADA) dan undang-undang lainnya di tingkat federal, negara bagian, maupun daerah yang menjamin akses terbuka dan setara ke berbagai sarana, pasar, pekerjaan, dan layanan lainnya,” kata Michael melalui pernyataan pers yang diterima redaksi Zona Utara, Kamis (03/12/2020).
Momen ini juga, ujarnya, menjadi waktu yang tepat untuk menegaskan kembali bahwa semua umat manusia diciptakan sama dan dianugerahi Sang Pencipta dengan hak-hak yang tidak dapat dicabut, antara lain hak Hidup, Kebebasan, dan mengejar Kebahagiaan. Setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengembangkan bakat uniknya dan berhak untuk bebas mengejar impiannya.
Pihaknya memuji keikutsertaan dan kepemimpinan para penyandang disabilitas dan perwakilan organisasi mereka dalam upaya menjamin akses dan peluang yang setara.
“Kami juga menghargai mereka yang memiliki visi dan semangat kerja keras yang menjadi dasar teknologi yang kita andalkan untuk memastikan tidak ada satu orang pun yang tertinggal,” kata Michael.
Pada Hari Penyandang Disabilitas Internasional ini, Mchael juga mengumumkan dibukanya Access Center atau pusat akses di Departemen Luar Negeri AS, sebuah sarana interaktif yang menampilkan teknologi dukungan yang dapat menghapus hambatan bagi para pegawai penyandang disabilitas.
“Amerika Serikat kembali menegaskan komitmen untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia bagi semua dan untuk mencapai peluang yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan sipil bagi para penyandang disabilitas,” ujar Michael.