bar-merah

Penggunaan vaksin AstraZeneca di Sulut dihentikan sementara, banyak keluhan efek simpang

vaksin virus corona
Ilustrasi dari Freepik.com

ZONAUTARA.com – Penyuntikan vaksin Covid-19 dengan vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) untuk sementara dihentikan. Padahal sudah sebanyak 3.990 orang yang disuntik vaksin itu dalam tiga hari pelaksanaan vaksinasi di Manado.

Melalui surat resmi yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, penghentiaan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca itu hingga menunggu penjelasan dan pernyataan resmi dari Kementerian Kesehatan serta Organisasi Ksehatan Dunia (WHO).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sulut dr Debie Kalalo, pihaknya telah menyurati kedua lembaga tersebut, Jumat (26/3/2021).

Surat itu berisi laporan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang dialami penerima vaksin.

“Rata-rata keluhan sasaran (vaksinasi) adalah demam, menggigil, sakit kepala, badan terasa sakit dan lemas,” kata Debie dalam surat resmi itu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sulut yang juga merupakan Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel mengatakan, kebijakan ini adalah sebuah langkah kehati-hatian.

Menurut Dandel sejauh ini sudah 3.990 orang di Manado telah mendapat suntikan pertama AstraZeneca dan beberapa orang merasakan efek simpang (adverse effects) yakni sebesar 5-10 persen atau kisaran 200-400 orang.

Dandel menjelaskan bahwa dokumen izin darurat penggunaan (EUA) vaksin AstraZeneca sebenarnya telah menyebutkan KIPI berupa efek simpang dari vaksin ini tergolong sangat sering terjadi (very common) dan sering terjadi (common).

“Artinya 1 di antara 10 suntikan atau 1 dari 100 suntikan sangat mungkin diikuti gejala serupa,” jelas Dandel, Sabtu (27/3).

Oleh karena itu, Dinkes Sulut menyiapkan model komunikasi risiko kepada masyarakat untuk dapat menerima fakta ini agar tidak terjadi kepanikan.

“Pertama, akan ada investigasi oleh Komite Daerah (Komda) KIPI bersama Dinkes Sulut, Kemenkes, dan WHO. Kemudian, kami akan rilis (hasilnya) kepada media,” ujar Steaven.

Pola pendekatan vaksinasi yang targetnya adalah unit usaha atau institusi juga akan disesuaikan. Vaksinasi diharapkan tidak langsung dilakukan secara serentak terhadap seluruh karyawan atau pegawai, tetapi secara bertahap.

“Supaya unit usaha tidak perlu ditutup kalau banyak karyawan yang terdampak KIPI.

Selama ini petugas observasi selalu menjelaskan dampak yang mungkin dirasakan penerima vaksin Astrazeneca setelah divaksinasi. Untuk memantau KIPI, petugas mencatat nomor telepon penerima di kartu vaksinasi. Pos-pos vaksinasi juga akan menyediakan obat demam, seperti paracetamol, di meja observasi pascavaksinasi.

Sejauh ini Sulut telah menerima 50.000 dosis vaksin AstraZeneca pada Selasa (23/3/2021). Rencana awal, 21.000 dosis akan dialokasikan bagi warga Bitung. Sedangkan 29.000 dosis bagi Manado. Namun, kata Steaven, Bitung belum memulai vaksinasi dengan AstraZeneca. Penghentian penggunaan AstraZeneca berpotensi berujung kerugian negara karena semua dosis yang diterima Sulut kedaluwarsa pada Mei 2021.

Dinkes Sulut masih memiliki vaksin CoronaVac, tetapi hanya diperuntukkan sebagai vaksin dosis kedua bagi warga yang telah menerima vaksin. Hingga Jumat malam, sebanyak 63.917 pelayan publik telah menerima vaksin CoronaVac, tetapi baru 14.359 orang yang telah menerima suntikan kedua. Adapun 226 warga lanjut usia telah tuntas divaksin CoronaVac dari total 7.126 orang yang telah menerima suntikan pertama.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com