ZONAUTARA.COM – Banjir yang merendam Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sejak Selasa, 13 Juli 2021 ini telah mengakibatkan banyak kerugian serta belasan ribu warga terdampak.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu terdapat 6.165 KK atau 14.889 warga di 47 desa pada enam kecamatan terdampak, diantaranya 3.879 KK/6.537 jiwa di Kecamatan Boyang Tanjung, 1.147 KK/4.112 jiwa di Kecamatan Hulu Gurung, 649 KK/2.589 jiwa di Kecamatan Silat Hulu, 190 KK/569 jiwa di Kecamatan Pengkadan, 118 KK/472 jiwa di Kecamatan Bunut Hulu dan 182 KK/610 jiwa di Kecamatan Silat Hilir.
Sebanyak 398 KK dari seluruh warga terdampak tersebut melakukan pengungsian di beberapa tempat diantaranya 127 KK di Desa Nanga Luan, 89 KK di Desa Entebi dan 182 KK di Desa Bongkong.
Saat ini kerugian materil yang tercatat adalah 961 unit rumah dan 55 unit fasilitas umum terdampak di Kecamatan Hulu Gurung, di Kecamatan Silat Hulu ada sebanyak 10 rumah roboh, 427 lainya terendam, 25 fasilitas umum terdampak, 1 fasilitas pendidikan, 1 perpustakaan, 1 kantor desa, 2 masjid, 1 fasilitas kesehatan, 1 balai posyandu dan 1 unit gedung serbaguna terdampak.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
“Selanjutnya sebanyak 2.097 rumah dan 54 fasilitas umum terdampak di Kecamatan Boyan Tanjung. Kemudian ada 217 unit rumah dan 7 fasilitas umum terdampak di Kecamatan Pengkadan dan 150 unit rumah terendam di Kecamatan Silat Hilir,” jelasnya melalui keterangan tertulis, Jumat (16/7).
Abdul Muhari melanjutkan, berdasarkan asesmen sementara tim BPBD Kabupaten Kapuas Hulu, kebutuhan mendesak dalam penanganan darurat, antara lain perbaikan kerusakan fasilitas umum, tempat pengungsian sementara, kebutuhan dasar pangan seperti makanan pokok, makanan siap saji, makanan tambahan, makanan pelengkap, MP ASI, air minum dan air bersih.
Berikutnya adalah kebutuhan dasar sandang meliputi family kit, selimut, sarung, daster, pakaian dewasa/anak, handuk, pembalut wanita, perlengkapan mandi dan alas tidur. Kemudian juga kebutuhan kesehatan, sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan, bahan pakai habis dan kesehatan lingkungan.
Data inaRisk menyebutkan ada sebanyak 25 kecamatan yang berpotensi terdampak dengan luas wilayah mencapai 80.282 hektar. Selanjutnya, DIBI telah mencatat selama kurun 2020 ada sebanyak 20.055 rumah terendam banjir dan 138.357 jiwa yang terdampak.
Berdasarkan pada data tersebut, BNPB meminta kepada seluruh pemangku kebijakan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu untuk dapat mengambil segala upaya yang dianggap perlu dalam rangka mitigasi, pengurangan risiko dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.
Selain itu, BNPB juga menghimbau pemerintah maupun masyarakat setempat terus memantau perkembangan dan perkiraan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).