ZONAUTARA.COM – Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengklaim perbatasan Afghanistan dengan Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan dan Iran atau sekitar 90 persen dari perbatasan berada di bawah kendali Taliban. Klaim tersebut disampaikan oleh pada Kamis (22/7).
Klaim itu membuat Taliban kembali menyerang pasukan pemerintah Afghanistan, setelah tentang asing mengakhiri misinya selama belasan tahun.
Kendati demikian, hingga kini klaim 90 persen kekuasaan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Sejak tentara Amerika Serikat dan NATO berangsur pulang, milisi Taliban kembali merebut wilayah-wilayah utama di Afghanistan.
Selain itu, sebagaimana dilansir AFP, gerakan-gerakan militan juga telah bangkit dan menguasai hampir setengah dari 400 distrik di Afghanistan.
Kepada RIA Novosti, Mujahid mengatakan Taliban tidak akan mentolerir aktivitas propaganda kelompok teroris seperti ISIS di Afghanistan.
“Kami meyakinkan Anda bahwa kami tidak akan membiarkan ISIS aktif di negara ini, di daerah-daerah dibawah kendali kami,” kata Mujahid.
“Tidak ada militan dari Asia Tengah atau China di daerah-daerah kami,” ucapnya menambahkan.
Mujahid menuturkan setelah penarikan pasukan AS dan NATO, Taliban tidak akan mentolerir lagi kehadiran pasukan asing di Afghanistan, termasuk pasukan dari Turki. Turki telah melakukan pembicaraan dengan AS tentang mengambil alih pengelolaan bandara Kabul.
“Kami telah menolak posisi Turki dan mengatakan setelah penarikan tentara AS dari Afghanistan, kami tidak akan membiarkan pasukan asing lainnya tetap berada di negara ini dengan dalih apa pun,” ujar Mujahid.
Sementara itu, Tajikistan yang merupakan negara bekas pecahan Soviet, telah menggelar inspeksi militer besar-besaran pada Kamis. Latihan militer ini merupakan yang terbesar dalam sejarah 30 tahun negara itu berdiri.
Gempuran Taliban dalam beberapa pekan terakhir telah memaksa para pengungsi Afghanistan dan pasukan pemerintah berlindung di dekat perbatasan Tajikistan.
Selanjutnya, dikabarkan pada bulan depan Rusia akan melakukan latihan militer dengan Tajikistan dan Uzbekistan di dekat perbatasan.