ZONAUTARA.COM – Konvoi yang dilakukan sejumlah warga Malaysia, Sabtu (24/7) ini rencananya akan digelar di beberapa titik di setiap negara bagian. Konvoi ini merupakan rangkaian dari aksi #Lawan yang puncaknya pada 31 Juli mendatang.
Seperti yang dilaporkan oleh Malay Mail, kKonvoi ini diinisiasi oleh sejumlah kelompok masyarakat, dua diantaranya Sekretariat Solidariti Rakyat (SSR) dan Demokrat Kebangsaan.
Selanjutnya, konvoi bermaksud menuntut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mundur karena dianggap tak becus dalam menangani pandemi Covid-19.
Konvoi ini disosialisasikan melalui sosial media, salah satunya melalui platform Twitter.
“Konvoi #Lawan anjuran Sekretariat Solidariti Rakyat. Ayo turun beramai-ramai pada hari ini, Sabtu jam 3.00 petang, dengan menggunakan kenderaan Anda,” tulis akun @demokrat_my melalui Twitter.
Salah satu tuntutan dalam rangkaian aksi itu adalah desakan agar Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan seluruh jajaran kabinet mengundurkan diri dan moratorium otomatis atas pinjaman bank kepada seluruh debitur.
SSR memandang pemerintah tidak memiliki kredibilitas dalam memikul tanggung jawab melepaskan Malaysia dari pandemi Covid-19 serta dampaknya terhadap ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Menanggapi seruan aksi tersebut, kepolisian Malaysia memperingatkan akan memberikan tindakan tegas bagi peserta konvoi.
Pemimpin kepolisian Dang Wangi, Mohamad Zainal Abdullah, mengingatkan masyarakat bahwa aturan pembatasan pergerakan (movement control order/MCO) masih berlaku sehingga larangan pertemuan publik juga masih diterapkan.
“Polisi tidak segan-segan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat berdasarkan undang-undang yang ada, termasuk melakukan tindakan berdasarkan UU 342,” ujarnya merujuk pada UU tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh oleh ajakan pihak tertentu untuk turun ke jalan
Saat ini, Malaysia memang sedang terus mengalami lonjakan Covid-19. Pada Jumat (23/7), Malaysia bahkan mencetak rekor kasus harian Covid-19 dengan 15.573 infeksi sehari.
Pasalnya meski telah diberlakukan lockdown sejak 1 Juni lalu, Malaysia hungga kini masih terus mengalami lonjakan kasus Covid-19.