ZONAUTARA.COM – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini saat melakukan inspeksi mendadak menemukan fakta yang membuatnya terkejut. Seorang penerima bantuan nama Aryanih mengaku dirinya mendapatkan potongan dana bansos untuk mengganti biaya kresek.
Inspeksi yang dilakukan di RT 03/RW 03 kota Tangerang, Banten, Rabu (28/7) lalu ini membuat Risma terkejut dan menegaskan beberapa hal.
Masyarakat penerima bansos, baik Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun Penerima Keluarga Harapan (PKH) diminta untuk menolak potongan maupun pungutan dalam bentuk apapun.
Risma juga menegaskan kepada ibu Aryanih selaku warga yang ditemui Risma untuk tidak takut. Bansos adalah hak penuh milik warga yang menerima tanpa potongan sepeserpun.
“Ibu jangan takut saya jamin ya, jadi tulis surat soal ini kepada saya,” tegas Risma, Kamis (29/7).
Selain diminta uang kantong kresek, ada juga warga yang mengaku kepada Risma bansos yang diterimanya tidak sesuai. Pengakuan itu datang dari warga penerima BPNT, Maryanih, yang mengungkapkan harga barang komponen yang diterima tidak sesuai atau tidak genap Rp 200 ribu per bulan.
“Tadi sudah dihitung oleh Bapak yang dari Satgas Pangan/Mabes Polri harga dari komponen yang diterima hanya Rp 177 ribu dari yang seharusnya Rp 200 ribu. Jadi ada Rp 23 ribu, coba bayangkan Rp 23 ribu dikali 18,8 juta,” ujar Risma geram.
Risma pun meminta para penerima BST, BPNT/Program Sembako, dan PKH ikut mengawasi. Sehingga bantuan dari pemerintah bisa sampai kepada penerima manfaat dan tidak ada tindak pemotongan oleh pihak siapa pun.
“Tolong bantu kami untuk mengetahui apakah ada pemotongan atau tidak, kalau gini-gini terus tidak bisa selesai urusannya dan kapan warga mau bisa sejahtera,” kata dia.
Dalam inspeksi itu, Risma menemui dan berdialog dengan warga yang sedang antre pencairan BST dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) di Jalan H Diran RT 08/RW 01, Gg Rawa 1, Kelurahan Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Di lokasi pencarian BST tersebut tercatat 110 warga penerima BST.
Risma juga mengajak masyarakat agar berusaha untuk berdaya dan tidak selamanya menjadi penerima bansos. Misalnya, di Kota Surabaya, terdapat kegiatan pemberdayaan masyarakat bernama kampung kue dan kampung lontong yang memang fokus membuat kue dan lontong.
Tidak hanya itu, Risma pun memotivasi agar penerima bansos mau berubah melalui program kewirausahaan seperti beternak ayam dan memelihara ayam petelur.
Risma memotivasi masyarakat untuk terus melakukan usaha produktif, seperti beternak ayam maupun usaha produktif lainnya.
“Hasilnya bisa untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tandas dia.