ZONAUTARA.COM – Target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 yang disampaikan oleh Presiden Jokowi sebesar 5,0 hingga 5,5% dinilai tidak realistis.
Pasalnya, hingga kini Indonesia masih berada dalam kondisi ketidakpastian pandemi Corona. Selain itu, kondisi perekonomian masyarakat belum sepenuhnya bangkit.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto.
Eko menilai presiden Joko Widodo terlalu optimis.
“Betapa target 5,0-5,5 persen itu terlalu optimis dan tidak realistis. Secara makro ini adalah tantangan berat,” ujar Eko dalam webinar, Selasa (17/8).
Ia juga mengatakan berdasarkan catatannya, tak pernah sekalipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target yang ditetapkan Jokowi.
“Kalau secara hitungan saja dari pidato Presiden, selalu di bawah target. Saya enggak tahu kalau 2021, rata-rata kita masih 3,1 persen (yoy), target 4-4,5. Kalau ini tidak tercapai kan berarti dari seluruh pidato Jokowi selalu di bawah realisasi,” katanya.
INDEF juga menilai penggunaan range dalam penentuan target pertumbuhan ekonomi bisa membuat sektor dunia usaha kesulitan menargetkan berapa pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan. Karena target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan Jokowi tidak fokus pada satu titik angka.
“Ketika target ini bercabang 5-5,5 persen ini akan menjadi mixed signal bagi dunia usaha untuk memfokuskan seberapa optimismenya di angka 5 atau 5,5,” kata Eko.
“Saya sendiri masih memberi catatan ini kayaknya susah untuk kita capai. Realistisnya mungkin masih di bawah 5 persen,” sambungnya.
Namun jika pemerintah benar-benar optimis pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh mencapai 5,5 persen di 2022 maka sektor konsumsi, investasi, dan ekspor harus kuat. Meningkatkan tiga sektor ini pun dinilai jadi tantangan bagi Indonesia karena ekonomi masyarakat belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
“Kalau mau mencapai ini ya memang butuh dukungan dari konsumsi, investasi, ekspor secara bersamaan, persoalannya adalah sampai hari ini kita masih mengalami kasus Covid-19 yang tidak ringan. Di luar itu, dukungan kredit masih lambat,” jelas Eko.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,0-5,5 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. Target ini lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2021 yakni 5 persen.
Kendati demikian, presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah akan terus waspada mengenai perkembangan Corona yang hingga kini masih terbilang dinamis.