ZONAUTARA.com – Siapa bilang kebiasaan yang dilakukan ibu saat hamil tidak akan berpengaruh pada keturunannya? Studi membuktikan bahwa olahraga selama kehamilan menghasilkan keturunan dengan kesehatan metabolisme yang lebih baik.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal dengan judul Maternal exercise via exerkine apelin enhances brown adipogenesis and prevents metabolic dysfunction in offspring mice.
Profesor Universitas Negeri Washington, Min Du, dan mahasiswa PhD-nya, Jun Seok Son, menemukan bahwa tikus betina yang berolahraga memiliki keturunan yang lebih sehat daripada ibu yang tidak melakukannya. Keturunan dari kelompok ibu yang berolahraga cenderung tidak mengalami obesitas dan menunjukkan kesehatan metabolisme yang lebih baik.
Hal ini disebabkan karena berolahraga saat hamil merangsang produksi jaringan adiposa coklat, atau dikenal sebagai lemak coklat. Fungsi utamanya adalah termoregulasi. Termoregulasi sendiri adalah kemampuan untuk menjaga suhu tumbuh dalam batas tertentu.
Bayi yang baru lahir memiliki banyak lemak coklat, seperti halnya mamalia yang berhibernasi. Jaringan ini berkurang seiring bertambahnya usia. Lemak coklat jauh lebih sehat daripada lemak putih.
Sedangkan akumulasi lemak putih menyebabkan semua masalah metabolisme dan kardiovaskular yang kita kaitkan dengan obesitas. Aktivasi jaringan adiposa coklat telah terbukti meningkatkan kesehatan dan kepadatan tulang; meningkatkan kadar irisin, yang membantu membangun massa otot tanpa lemak; meningkatkan sensitivitas insulin; dan membantu umur panjang dengan meningkatkan kadar hormon protein adiponektin.
Meski demikian, mitos tentang kemanjuran berolahraga saat hamil masih ada. Mengutip dari Big Think, NYU OB-GYN, Jennifer Aquino, selama wanita tetap terhidrasi saat berolahraga, mereka tidak akan mengalami efek buruk. Hindari berolahraga di lingkungan yang panas. Makan camilan sebelum berolahraga juga disarankan.
Wanita hamil umumnya ingin memilih opsi berdampak rendah, seperti berenang dan bersepeda dalam ruangan. Tentu saja, pendekatan setiap wanita harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat kebugaran mereka saat hamil.
Beberapa wanita memilih untuk mengurangi rutinitas mereka atau bahkan berhenti berolahraga jika reaksi yang merugikan mulai terjadi. Yang paling penting, perilaku orang tua mempengaruhi perkembangan kita dalam banyak hal, termasuk tingkat kebugaran.