ZONAUTARA.com – Pelaku industri pariwisata Sulawesi Utara (Sulut) meyakini di penghujung tahun pandemi ini, industri pariwisata kembali menggeliat. Prospek kepariwisataan Sulut bertumbuh semakin dinamis karena kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, yang dilabeli daerah super prioritas (DSP) oleh pemerintah pusat.
Pemerintah provinsi berupaya membangun kolaborasi antar-pihak mewujudkan digitalisasi pariwisata. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey, saat menyampaikan sambutan pada Road to Indonesia Digital Conference (IDC), yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber (AMSI) wilayah Sulut.
Pada webinar virtual bertema “Akselerasi Digital KEK Pariwisata dan Dukungan Perbankan” yang dihadiri sekitar 400 peserta ini, ia menyampaikan gerakan untuk mendukung pembangunan KEK Likupang yang berpusat di Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
“Tapi juga dilakukan di kabupaten/kota di sekitarnya,” katanya, Kamis (18/11/2021).
Ia menambahkan Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minut tak hanya berfungsi sebagai daerah penyangga dan mendapatkan manfaat dari pengembangan infrastruktur.
“Selain itu ada pengembangan destinasi di sekitar KEK Likupang melalui pengembangan desa terdekat sebagai desa wisata,” ujar Kaitjily.
Akselerasi perekonomian di Bumi Nyiur Melambai ini akan banyak bertumpu pada pariwisata dengan strategi pengembangan berkonsep kolaborasi atau kemitraan.
Ia menegaskan pemerintah yang mengambil posisi sebagai fasilitator dan regulator akan mengajak pihak swasta sebagai pelaksana atau pelaku usaha dan masyarakat sebagai subjek.
“Dalam posisi itu, program pariwisata berbasis teknologi digital dapat dimasukan dalam KEK Pariwisata Likupang,” kata Kaitjily.
Empat narasumber lain hadir dalam diskusi ini yaitu Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri M.M., Bupati Minahasa Utara (Minut) Joune JE Ganda S.E., Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bank Sulut-Go Meiske Kumurur serta Head Project Development PT Minahasa Permai Resort Development Paquita Widjaya. Sesi ini diampu Jouvie Novita Rompis sebagai moderator.
Menunjang KEK Likupang, Maurits Mantiri menyatakan Kota Bitung akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Apalagi kata Maurits, pengembangan digitalisasi pariwisata sejalan dengan visi teranyar Bitung di bawah kepemimpinannya yaitu Kota Digital.
“Lewat konsep teknologi digital, Bitung yang selama ini dikenal sebagai kawasan industri dan perikanan di Sulut ternyata bisa berkembang lebih efisien, efektif dan produktif,” ujarnya.
Karena itu Maurits menyampaikan akan mendesain semua program dan gagasan dalam ranah digital.
“Termasuk aspek pengembangan pariwisata yang dulunya untuk sosialisasi membutuhkan biaya besar, saat ini kita bisa menghemat bahkan outputnya lebih aktual dan faktual lewat berbagai platform yang berkembang,” katanya menjelaskan.
Ia menambahkan Bitung memiliki keindahan bawah laut yang potensial menarik kunjungan wisatawan mancanegara. Lokasinya berada pada dinding Pulau Lembeh yang kini tengah diobservasi oleh ahli dari Jerman.
“Belum pernah tersosialisasi sejak awal. Menariknya, keindahan bawah laut Kota Bitung disebut-sebut merangkum seluruh pesona bahari Indonesia,” katanya.
Sedangkan Joune Ganda sebagai Bupati Minut yang notabene menjadi pemangku utama proyek KEK Pariwisata Likupang menjelaskan telah mengambil langkah-langkah penting membangun daerah super prioritas tersebut. Sosialisasi dilakukan Pemkab Minut hingga ke ibukota negara agar Likupang semakin dikenal seantero Nusantara.
Eksplorasi terhadap potensi pariwisata Minut semakin giat dilakukan. Tak terbatas pada wisata alam di laut dan pesisir, juga pada potensi di aspek sejarah dan budaya. Dia juga mengatakan, pengembangan dilakukan pada potensi wisata alam buatan dan wisata pengembangan.
“Semuanya ini dilakukan agar seluruh potensi kepariwisataan di Minut bisa terangkat, tidak hanya di KEK Likupang saja,” ujar dia.
Untuk program digitalisasi, Minahasa Utara telah memiliki peta jalan (road map) yang dirancang pemerintah kabupaten. Joune mengatakan bersama Kementerian Kominfo, Kabupaten Minut bergerak semakin dinamis agar KEK Likupang bisa mendapatkan manfaat dalam pemanfaatan teknologi terkini dan berkelanjutan.
Sementara itu narasumber yang mewakili sektor perbankan, Meiske Kumurur melihat pentingnya posisi industri pariwisata yang terbukti mampu mendorong perekonomian global. Dalam paparannya ia menyampaikan 10,4 persen gross domestic product (GDP) atau US$ 8,9 triliun disumbang sektor kepariwisataan.
Industri yang masuk kategori ramah lingkungan ini mampu menyediakan lapangan kerja bagi ratusan juta orang. Pariwisata membuka peluang bagi siapa saja untuk menikmati keberagaman budaya dan keindahan alam.
“KEK Likupang adalah peluang besar untuk bisnis UMKM dan menyerap investasi dari luar masuk ke Sulawesi Utara atau Minahasa Utara khususnya,” kata Kumurur.
Kumurur menambahkan sektor perbankan akan mendukung sektor pariwisata dengan menyediakan sejumlah produk berbasis digital. Bank berperan sebagai provider yang menyediakan pembiayaan usaha, layanan pembayaran hingga tata kelola keuangan di merchant. Bank juga berfungsi sebagai agregator bagi pemerintah dan merchant untuk penerimaan pajak dan retribusi.
Di sisi yang sama, perbankan juga membantu percepatan layanan pembayaran melalui mobile dan internet banking, transaksi lewat ATM.
“Seluruh produk berbasis digital itu bisa membawa banyak kemudahan ruang dan waktu bagi nasabah,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut Paquita Widjaya menyampaikan dalam forum yang sama, kekayaan pesona Likupang layak menjadi daerah super prioritas. Selaku pihak yang mengusulkan kawasan pesisir di Minut sebagai KEK, Paquita menyampaikan gagasan yang mendasari usulan itu terutama karena kondisi alamiah pesisir Likupang yang asri dengan bentangan laut biru dan keindahan di bawahnya.
Ia mengatakan KEK Likupang tak hanya memiliki Teluk Pulisan yang mempesona.
“Sejatinya Sulawesi Utara punya kekayaan budaya dan kuliner yang luar biasa. Nah, ini yang menurut saya masih kurang diangkat, kekayaan budaya di Sulut, yang beragam yang tak kalah menarik dengan provinsi tetangga,” katanya.
KEK Likupang diprediksi bisa menyumbang investasi hingga Rp 5 triliun. Karena itu Paquita menyatakan idenya adalah menciptakan marine eco-tourism, kompleks olahraga outdoor berskala internasional, ruang ekologi untuk fauna atau satwa langka, venue raksasa untuk penyelenggaraan event berskala akbar, pusat hotel dan resort tapi juga dilengkapi dengan fasilitas zero waste untuk mengatasi sampah industri.
Sementara di awal webinar, Ketua AMSI Sulut Agust Hari menyatakan, sejak kepemimpinan Olly Dondokambey sebagai Gubernur Sulut, pariwisata telah berkembang sebagai komoditas utama mendulang pendapatan daerah. Olly juga berperan penting mendorong perwujudan KEK pariwisata hadir di Likupang.
“Butuh akselerasi semua pihak bersatu padu agar ambisi besar mewujudkan industri pariwisata berkelanjutan dan berbasis digital di Sulawesi Utara bisa semakin terwujud,” kata Pemimpin Redaksi Barta1.com ini menjelaskan.
Sesi Sulawesi Utara sendiri menjadi penutup Road to IDC 2021 yang puncaknya akan berlangsung pekan depan, selama 2 hari 24-25 November. Selain Sulut, ada 7 provinsi lain yang ikut tampil dalam warming up IDC tersebut selang 4 hari terakhir.
Peserta webinar AMSI Sulut ini juga berasal dari mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Universitas Katolik (Unika) De La Salle Manado, Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata (STIEPAR) Manado dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado dengan durasi kegiatan hampir tiga jam.
Selain mahasiswa, pelaku bisnis, praktisi media hingga akademisi juga ikut meramaikan IDC 2021 yang telah digelar di Sulawesi Selatan bersama tujuh provinsi lainnya yakni Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Provinsi Bali.
IDC AMSI 2021 ini juga mendapat dukungan dari Google, BNI, Astra, Bank Raya, PT. PLN Persero, Pertamina, bank BJB, PT. Bank Central Asia. Tbk, PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, Bank Jatim, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Bali Mall, Kedai Tiga Nyonya, MS Glow, dan Bank Kaltimtara. (**)