ZONAUTARA.com – Cerita yang hebat memiliki banyak faktor penentunya, salah satunya adalah karakter tokoh. Kadang kala, karakter tokoh dari cerita fiksi bisa membawa hubungan emosional yang kuat.
Karakter yang dibuat dengan baik dapat membenamkan kita begitu dalam ke dunia fiksi, sehingga terkadang kita melupakan dunia nyata untuk sementara.
Saking kuatnya karakter fiksi tersebut, ada kemungkinan bagi seseorang untuk membentuk hubungan yang intim namun sepihak dengan karakter fiksi yang mencerminkan atau bahkan lebih kuat dari hubungan kehidupan nyata.
Sebuah jurnal ilmiah dengan judul Adult attachment and engagement with fictional characters dan diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships mengeksplorasi tipe orang yang cenderung terlibat dalam interaksi dan hubungan parasosial.
Para peneliti mencatat bahwa cerita memberikan simulasi interaksi interpersonal yang kaya, menggambarkan dunia sosial kita dengan cara yang melibatkan proses sosial-kognitif sambil juga menyajikan konten sosial. Karena kapasitas unik kita untuk terlibat dengan dunia imajiner, terkadang kita mengalami karakter fiksi seolah-olah mereka nyata.
Karakter fiksi dalam acara TV, film, atau buku, memungkinkan orang untuk mengalami bentuk interaksi atau hubungan tanpa tekanan sosial. Melalui cerita, orang dapat memperoleh kedekatan yang intim dengan orang lain, dengan risiko penolakan yang jauh lebih kecil.
Aktivitas parasosial dan karakter fisik
Studi tersebut mencantumkan tiga cara untuk mengukur tingkat keterikatan yang dibentuk seseorang dengan karakter fiksi, di antaranya identifikasi karakter, interaksi parasosial, dan hubungan parasosial.
Identifikasi karakter adalah kemampuan untuk melihat peristiwa melalui mata karakter yang mereka tonton atau baca. Penonton mengalami narasi seolah-olah seseorang adalah karakternya, bukan sebagai dirinya sendiri. Hal ini berarti mengadopsi sudut pandang karakter dengan cara yang jauh lebih mendalam.
Yang kedua, interaksi parasosial mengacu pada ilusi pemirsa bahwa mereka berada dalam hubungan timbal balik dengan karakter fiksi.
Terakhir adalah peoses melakukan hubungan parasosial. Di sinilah pemirsa membentuk ikatan jangka panjang yang bertahan lama dengan karakter yang melampaui eksposur yang diberikan. Orang-orang mulai berbagi pengalaman dengan karakter yang mereka baca atau tonton.
Sementara itu, penelitian ini juga menemukan bahwa orang dengan “attachment anxiety” lebih cenderung membentuk hubungan parasosial dengan karakter yang mereka lihat. Mereka sering membentuk kesadaran timbal balik yang salah dengan karakter favorit dan membentuk ikatan emosional yang kuat dengan mereka.