ZONAUTARA.com – Terdapat miliaran partikel mikroplastik yang ada di dunia dan keberadaannya susah untuk diurai. Bahkan, cacing tanah pun tidak bisa mengonsumsi mikroplastik ini.
Sebuah studi yang diterbitkan di Environmental Science & Technology berjudul Effects of Microplastics in Soil Ecosystems: Above and Below Ground menjelaskan fenomena ini.
Cacing endogeik, Aporrectodea rosea dengan ujung kemerahan ini memang jarang diperhatikan. Namun, cacing ini tentunya penting untuk kelangsungan hidup kita. Ia bertugas mencampurkan mineral dan udara ke dalam tanah, yang dapat membantu tanaman bertunas. Cacing adalah komponen penting dari sistem pertanian kita.
Tim peneliti dari Universitas Anglia Ruskin di Cambridge ingin tahu apakah memasukkan mikroplastik ke dalam tanah akan menghambat pertumbuhan tanaman. Jawabannya iya. Setelah menempatkan berbagai serat mikroplastik ke dalam tanah, mereka menanam Lolium perenne. Dan tanaman tumbuh dengan biji dan kecambah yang sedikit.
Kontaminasi mikroplastik semakin mengkhawatirkan kesehatan tanah. Namun, hal itu belum dipelajari dengan baik. Pupuk yang terbuat dari lumpur kotoran, hujan, dan sisa-sisa air di udara adalah cara agar partikel-partikel ini mengendap di bumi.
Mikroplastik dapat merusak tanah
Tanah yang rusak tidak hanya menghancurkan ekosistem, tetapi juga masyarakat. Ketika petani mencoba meningkatkan hasil panen dengan memperkenalkan mulsa plastik dan irigasi, mereka tanpa sadar mencemari tanah dengan berton-ton partikel mikroplastik. Partikel-partikel ini kemudian dicerna oleh cacing tanah.
Tim peneliti menemukan bahwa cacing tanah paling terpengaruh oleh mikroplastik HDPE, meskipun partikel mikroplastik apa pun yang ditambahkan membuat kehidupan cacing menjadi lebih buruk.
Tak hanya pada tanah, tim peneliti juga membandingkan hasilnya dengan lingkungan perairan. Konsumsi partikel mikroplastik pada ikan menghambat pertumbuhannya dan membahayakan kelangsungan hidup organisme.
Partikel mikroplastik, terutama HDPE menurunkan pH tanah. Hal ini secara langsung mempengaruhi keanekaragaman organisme yang hidup di sana.
Penulis mengungkapkan bahwa semua plastik dapat terurai secara hayati. Masalahnya adalah, beberapa membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk termineralisasi sementara yang lain bertahan selama jutaan tahun.
Parahnya, partikel-partikel ini tidak akan kemana-mana. Bisa jadi masuk ke dalam saluran pencernaan kita. Seperti halnya cacing, hal tersebut tentu tidak baik untuk kesehatan manusia.