ZONAUTARA.com – Sebagian besar dari kita tahu untuk tidak menunda-nunda pekerjaan. Namun, antara 80 dan 95 persen mahasiswa menunda-nunda pekerjaan sekolah mereka.
Seiring bertambahnya usia, kita belajar mengelola hidup dan pekerjaan kita dengan lebih baik, dan tingkat penundaan cenderung lebih rendah. Tapi sayangnya, 20 persen dari populasi umum diklasifikasikan sebagai penunda kronis. Pseudo produktif sendiri merupakan produktivitas semu.
Mengutip dari Big Think, salah satu kelemahan terbesar dari penundaan adalah hal itu mencegah kita menyelesaikan sesuatu dengan tepat waktu. Prestasi akademik menurun, dan tujuan jangka panjang tidak tercapai.
Tak hanya itu, menunda juga dapat mendatangkan malapetaka pada kesejahteraan mental kita juga. Penunda cenderung mengalami lebih banyak stres dan perasaan negatif, bertindak lebih impulsif, dan menderita masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Terkadang, penundaan bisa terlihat seperti menjawab email yang sulit, menguraikan buku, atau membersihkan dapur yang sudah terlambat berbulan-bulan.
Menunda akan merusak
Penundaan pseudo-produktif semacam ini disebut “penundaan terstruktur” dan dalam mencapai tujuan jangka panjang, penundaan terstruktir sama merusaknya dengan penundaan yang tidak terstruktur.
Filsuf John Perry berpendapat bahwa penunda sering melakukan kebalikan dari apa yang akan efektif bagi mereka. Penunda akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk menghindari kewajiban yang seharusnya mereka lakukan, dan energi itu malah disalurkan ke tugas-tugas yang produktif, tetapi kurang penting.
Psikolog dan penulis Dan Ariely mengeksplorasi konsep untuk mengingat apa saja yang akan kita sesali menjelang kematian. Untuk mencapai tujuan jangka panjang yang benar-benar penting, dan hal itu akan anda sesali jika tak sampai terlaksana menjelang kematian anda, maka tidak ada yang bisa dilakukan selain fokus ​​​​pada tujuan anda.
Ariely merekomendasikan untuk mengenali kapan anda lebih memperhatikan aktivitas jangka pendek yang tampaknya penting daripada aktivitas jangka panjang yang sebenarnya penting.
Untuk menghindari perangkap suka menunda-nunda tersebut, ia merekomendasikan untuk secara teratur menjadwalkan prioritas anda. Belajarlah untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak anda prioritaskan untuk dilakukan sebelum anda menyelesaikan pekerjaan utama anda.